Jakarta (ANTARA) - Inisiatif Indonesia untuk menerbitkan dan mengembangkan pengajaran mushaf Al Quran berbahasa isyarat bagi penyandang tuna rungu (difabel rungu/disabilitas Tuli/tidak dapat mendengar) mendapat pengakuan dan apresiasi dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Menurut keterangan tertulis yang dikutip dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan OKI di Jakarta, Selasa (29/4), apresiasi tersebut disampaikan melalui dua resolusi yang disahkan pada Sidang Ke-50 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di Yaounde, Kamerun, pada Agustus 2024.
Dalam Resolusi OKI No. 4/50 C tentang Isu Sosial Keluarga, Pemuda, dan Olahraga, disebutkan bahwa organisasi tersebut “menyambut publikasi Al Quran Bahasa Isyarat yang diterbitkan Pemerintah Indonesia tahun 2023”.
OKI memandang Al Quran tersebut merupakan suatu langkah maju dalam menjamin kesetaraan akses dan pengajaran Islam dan Al Quran bagi seluruh umat Muslim, terkhusus bagi penyandang disabilitas Tuli.
Apresiasi juga disampaikan lewat Resolusi OKI nomor 7/50-S&T tentang Aktivitas Universitas OKI yang menyatakan dukungan terhadap “kolaborasi Universitas Islam Teknologi (IUT) dan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan sebuah seminar daring mengenai Al Quran Bahasa Isyarat pada 24 Maret 2024”.
Menurut OKI, seminar tersebut menjadi satu langkah yang baik untuk memajukan pengajaran Al Quran berbahasa isyarat.
Organisasi tersebut turut mendorong negara-negara anggota dan badan-badan terkait untuk memajukan pengembangan Al Quran bahasa isyarat dalam rangka memastikan pendidikan agama Islam yang inklusif bagi semua, termasuk bagi penyandang disabilitas Tuli.
Al Quran bahasa isyarat digagas oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI dan dicetak pertama kalinya pada 2023. Mushaf Al Quran tersebut diproduksi oleh Lajnah Pentasihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI.
Menurut Kepala LPMQ Balitbang Diklat Kemenag RI Abdul Aziz Sidqi dalam pernyataan pada 13 November 2023, terjemahan Al Quran seperti itu merupakan yang paling pertama di dunia.
Proses penyusunan mushaf Al Quran bahasa isyarat dimulai sejak 2021 dan diawali dengan penyusunan panduan membaca Al Quran bahasa isyarat. Setelah peluncuran Juz 'Amma bahasa isyarat pada 2022, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan seluruh 30 juz Al Quran dalam bahasa isyarat.
Baca juga: Mushaf Al Quran Isyarat jadi komitmen Kemenag untuk disabilitas
Baca juga: Kemenag sediakan 10 jenis master mushaf Al Quran siap cetak
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025