YouTube akan gunakan teknologi AI untuk deteksi usia pengguna remaja

1 month ago 4

Jakarta (ANTARA) - YouTube akan mulai menggunakan teknologi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) untuk memperkirakan usia pengguna dan secara otomatis menerapkan pembatasan bagi mereka yang teridentifikasi di bawah usia 18 tahun.

Fitur itu akan mulai diterapkan di Amerika Serikat mulai 13 Agustus 2025. Dengan menggunakan pembelajaran mesin (machine learning), YouTube akan memperkirakan usia pengguna berdasarkan aktivitas mereka dan informasi usia yang tercantum pada akun.

“Kami akan mulai menerapkan pembelajaran mesin ini secara bertahap kepada sebagian kecil pengguna di AS, agar remaja diperlakukan sebagai remaja, dan orang dewasa sebagai orang dewasa,” kata Direktur Manajemen Produk YouTube James Beser, melansir The Verge Rabu.

Baca juga: Google ambil jalur hukum jika YouTube masuk daftar larangan Australia

Jika sistem mendeteksi pengguna masih di bawah umur, YouTube akan langsung mengaktifkan perlindungan yang selama ini diberikan kepada pengguna yang secara eksplisit menyatakan dirinya berusia di bawah 18 tahun.

Beberapa bentuk perlindungan tersebut meliputi pemblokiran video yang memberlakukan pembatasan usia, penayangan iklan nonpersonal, notifikasi pengingat untuk beristirahat, serta pembatasan rekomendasi berulang terhadap topik sensitif seperti citra tubuh.

Selain itu, YouTube juga akan secara otomatis menampilkan pengingat mengenai privasi ketika pengguna mengunggah video atau meninggalkan komentar. YouTube akan memantau pembaruan itu dengan cermat sebelum memperluasnya ke negara lain.

Langkah itu merupakan bagian dari upaya Google untuk meningkatkan keamanan anak dan remaja di dunia digital, yang sejalan dengan regulasi global mengenai perlindungan anak di internet.

Pekan lalu, Inggris mulai menerapkan aturan verifikasi usia daring, sementara Uni Eropa tengah menguji coba purwarupa sistem verifikasi usia yang terhubung dengan identitas digital. Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat juga telah diberlakukan undang-undang untuk membatasi akses anak di bawah umur ke situs pornografi.

YouTube menyatakan akan memberi notifikasi kepada pengguna jika mereka terdeteksi sebagai remaja berdasarkan estimasi AI. Namun, jika pengguna merasa ada kesalahan, mereka bisa melakukan verifikasi ulang usia dengan mengunggah identitas resmi, melakukan swafoto, atau memasukkan informasi kartu kredit.

Kebijakan baru itu berpotensi berdampak pada sebagian kreator konten. YouTube memperingatkan bahwa mereka mungkin akan mengalami perubahan komposisi penonton yang dikategorikan sebagai remaja, yang berarti potensi penurunan pendapatan iklan, karena iklan yang dipersonalisasi tidak ditayangkan kepada pengguna di bawah umur.

Baca juga: Meta perketat larangan bagi pengguna medsos remaja di bawah usia 16

Baca juga: PM: Australia bakal larang remaja di bawah 16 tahun gunakan medsos

Baca juga: Akademisi: Remaja perlu bekal literasi informasi dan kritis di medsos

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |