Jakarta (ANTARA) - Xiaomi dikabarkan mengambil keputusan besar dalam strategi untuk kamera di ponsel pintarnya dengan kemungkinan memutuskan kemitraan dengan Leica sebagai pendukung teknologinya.
Dengan demikian untuk ponsel yang akan datang dan terkhusus untuk sub-seri dengan kode SM8850, nantinya tidak akan lagi didukung teknologi Leica dan mengandalkan teknologi yang dikembangkan oleh internal Xiaomi.
Kabar ini datang dari laporan Gizmochina, Minggu (6/7), berdasarkan informasi dari pembocor teknologi Digital Chat Station (DCS) di akun Weibonya.
Menurut DCS, model ponsel Xiaomi dan Redmi di generasi mendatang akan menggunakan merek pencitraan milik sendiri atau menerapkan penyetelan warna khusus yang terinspirasi oleh seri unggulan utama. Perangkat ini tidak akan menampilkan merek eksternal apa pun, seperti logo Leica.
Langkah ini mencerminkan kepercayaan Xiaomi pada tim penelitian dan pengembangan internalnya dan juga diharapkan dapat mengurangi biaya produksi.
Baca juga: Tablet Redmi Pad 2 hadir di Indonesia, dibanderol mulai Rp2 juta
Saat ini mekanisme merek bersama yang diterapkan Xiaomi dengan Leica dilaporkan menambah biaya lisensi sebesar 3–5 dolar AS (sekitarRp48-80 ribuan) per perangkat, bersama dengan biaya otorisasi tambahan.
Dengan kemitraan yang tak lagi berlanjut bersama Leica, perubahan yang terdekat akan terlihat pada jajaran ponsel generasi terbaru di antaranya Xiaomi 16, 16 Pro, 16 Ultra, dan 16 Ultra Max, serta Redmi K90 Pro dan Poco F8 Ultra.
Redmi dan Poco dua jenama yang juga dikelola Xiaomi dan bersaing di pasar yang sensitif terhadap harga, kemungkinan besar akan memperoleh manfaat paling banyak dari penghematan biaya ini.
Xiaomi berencana untuk mengalihkan uang yang dihemat dari biaya pencitraan merek ke peningkatan perangkat keras. Perangkat yang akan datang diharapkan mencakup sensor yang lebih baik, fotografi komputasional yang ditingkatkan, baterai yang lebih besar, dan layar panel datar yang diperbarui.
Digital Chat Station juga mengatakan bahwa kemampuan kamera Redmi akan mengalami peningkatan yang signifikan. Perubahan ini mengikuti tren yang lebih luas di antara para pembuat ponsel pintar untuk menjauh dari kemitraan pencitraan pihak ketiga.
Misalnya seperti Huawei sekarang menggunakan sistem XMAGE buatannya sendiri setelah mengakhiri kolaborasinya dengan Leica.
Dengan memotong kesepakatan merek bersama dan memperkuat solusi internalnya, Xiaomi memposisikan dirinya untuk memberikan fitur-fitur tingkat unggulan sambil menjaga harga tetap kompetitif.
Baca juga: Redmi Pad 2 dipastikan hadir di Indonesia pada awal Juli
Baca juga: Xiaomi rancang XRING O2 bisa digunakan di banyak gadget bahkan mobil
Baca juga: Resmi rilis! Ini spesifikasi POCO F7 dan harganya di Indonesia
Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.