Palembang (ANTARA) - Lembaga Administrasi Negara (LAN) bersama Kementerian Sosial memonitoring dan mengevaluasi (monev) Sekolah Rakyat di Sentra Budi Perkasa Palembang dan IPWL Sriwijaya Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Kebijakan LAN RI Agus Sudrajat, di Palembang, Jumat mengatakan kegiatan itu bertujuan memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai arah serta mampu mencapai sasaran, membangun generasi muda unggul, berkarakter, dan berdaya saing.
Ia menyebutkan monev ini bersifat on going monitoring, yaitu mendeteksi sejak dini berbagai hambatan maupun peluang agar program tetap berada pada jalur yang benar.
"Sekolah Rakyat bukan hanya sekolah biasa. Filosofinya berangkat dari keyakinan bahwa pendidikan tidak sebatas mengajar membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga memberdayakan, memandirikan, serta membentuk karakter generasi muda,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa tujuan Sekolah Rakyat tidak hanya mencetak lulusan yang pintar secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia, disiplin, serta memiliki jiwa bela negara.
Baca juga: Merajut mimpi anak-anak ujung negeri melalui Sekolah Rakyat
Ia menyampaikan Sekolah Rakyat dirancang dengan kurikulum vokasional berbasis kearifan lokal. Artinya, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan praktis sesuai potensi wilayah.
Misalnya, di daerah pesisir mereka belajar pengolahan hasil laut, di pedesaan menguasai pertanian modern, sementara di perkotaan dilatih kewirausahaan berbasis digital.
Dengan pendekatan ini, Sekolah Rakyat benar-benar menjadi center of empowerment masyarakat.
Selain jalur pendidikan, dukungan multi-pihak juga semakin kuat. Beberapa OPD Provinsi Sumatera Selatan, Kanwil Kementerian Keuangan, sekolah perhubungan, menyatakan komitmennya untuk mendukung pelaksanaan Sekolah Rakyat ini.
Kemudian, perusahaan nasional seperti Astra, Pertamina, Pupuk Pusri dan bank-bank BUMN juga turut mendukung melalui pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, serta link and match dengan dunia kerja.
Agus juga menambahkan harapannya agar Sekolah Rakyat dapat menjalin kolaborasi erat dengan TNI dan Polri yang ada di Palembang.
Menurutnya, kerja sama ini penting untuk menyiapkan para siswa tidak hanya secara pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dari sisi mental, karakter, dan fisik.
Sebagai langkah strategis, ia menambahkan bahwa LAN saat ini juga tengah mengembangkan Akademi Sekolah Rakyat.
Akademi ini hadir untuk memperkuat tata kelola sekaligus memperluas jejaring kolaborasi. Melalui pendekatan learning journey, peserta akan melewati tahapan Problem Discovery, Pitch to Perform, Execution Phase, hingga Showcase dan Refleksi, sehingga mampu melahirkan solusi inovatif dan praktik baik yang dapat direplikasi di berbagai daerah.
Akademi ini memiliki dua pendekatan, pertama, meningkatkan kapasitas kepala sekolah dan tenaga pendidikan dalam manajemen dan kepemimpinan; kedua, membekali ASN maupun non-ASN dari dunia usaha, Perbankan, TNI/Polri, tokoh agama, budayawan, komunitas UMKM, dan komunitas lokal lainnya agar memahami dan mendukung sekolah rakyat.
Keterlibatan Akademi Sekolah Rakyat menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya ditentukan oleh kurikulum dan fasilitas, melainkan juga oleh kualitas tata kelola serta kolaborasi lintas sektor. Melalui Akademi ini, LAN berkomitmen melahirkan agen-agen perubahan yang siap memperkuat implementasi program, memperluas dampak, dan menyiapkan generasi emas 2045.
Baca juga: Wapres Gibran kunjungi Sekolah Rakyat di Palembang
Pewarta: M. Imam Pramana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.