Purbalingga (ANTARA) - Wakil Bupati Purbalingga Dimas Prasetyahani mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto tidak hanya pada penyediaan makanan sehat dan bergizi, tapi juga memiliki multiplier effect atau efek pengganda yang signifikan.
"Salah satunya dalam membantu menurunkan angka stunting serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar," katanya saat meluncurkan program MBG yang dikelola oleh Yayasan Cahaya Putra Cendekia di Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan program MBG menjadi bagian dari komitmen nasional dalam memperbaiki kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan keluarga prasejahtera.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi komitmen dan langkah nyata Yayasan Cahaya Putra Cendekia dalam mendukung program nasional tersebut.
Menurut dia, dapur sehat milik yayasan tersebut tercatat sebagai unit kelima dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Purbalingga dan ke depannya akan melayani sebanyak 3.148 penerima manfaat.
"Ini adalah dapur kelima se-Kabupaten Purbalingga. Kita doakan agar dapur sehat ini terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di Pengadegan, sehingga dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan," katanya.
Terkait dengan hal itu, Wabup mengharapkan adanya pengawasan berkala dari pihak puskesmas serta tenaga ahli gizi guna memastikan makanan yang disalurkan benar-benar aman dan layak konsumsi.
Baca juga: BGN sebut MBG jadi motor penggerak ekonomi
Baca juga: Anggota DPR usul BGN jadi pusat intervensi gizi tekan angka stunting
Kepala SPPG Yayasan Cahaya Putra Cendekia Intan Daud mengatakan dapur sehat tersebut pada tahap awal akan melayani 1.521 penerima manfaat yang meliputi siswa taman kanak-kanak/kelompok bermain, pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, serta kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
"Oleh karena saat ini masih libur sekolah, siswa SMP dan SMA belum terlayani. Pelayanan untuk mereka akan dimulai pada 14 Juli 2025," katanya.
Setelah kegiatan belajar mengajar di seluruh jenjang pendidikan aktif kembali, kata dia, total penerima manfaat yang dilayani akan mencapai 3.148 orang.
Menurut dia, menu makanan yang disajikan tidak dibedakan namun disesuaikan berdasarkan usia dan kebutuhan gizi (AKG) masing-masing penerima manfaat oleh tim ahli gizi yang bertugas.
"Adapun tim pelaksana di SPPG ini terdiri atas seorang kepala SPPG, seorang ahli gizi, seorang akuntan, dan 47 sukarelawan yang seluruhnya merupakan warga lokal. Untuk bahan pangan, khususnya sayur-mayur, dipasok dari Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga," kata Intan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Cahaya Putra Cendekia Sarjono mengajak masyarakat di wilayah Pengadegan untuk mulai berinovasi dalam pertanian guna mendukung kebutuhan dapur sehat.
Menurut dia, hal itu disebabkan hasil panen komoditas pertanian yang dibudidayakan warga setempat berpotensi dibeli oleh dapur sehat.
Lebih lanjut, anggota DPRD Kabupaten Purbalingga itu mengatakan saat ini baru terdapat 40 pihak yang mengajukan pendirian SPPG, padahal untuk mencakup seluruh wilayah Purbalingga dibutuhkan sekitar 60–70 dapur sehat.
"Saat ini, kami juga sedang merintis dapur sehat di Desa Langgar, Kecamatan Kejobong, yang menurut penilaian Badan Gizi Nasional sudah mencapai progres 40 persen," katanya.
Baca juga: Total penerima Makan Bergizi Gratis hampir tembus 7 juta orang
Baca juga: BGN sebut Makan Bergizi Gratis bentuk budaya makan sehat
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.