Kendari (ANTARA) - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat untuk memperjuangkan hak pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Bumi Anoa.
Ketua DPD LVRI Sultra Barmuddin saat ditemui di Kendari, Senin, mengatakan bahwa peringatan saat peringatan Hari Veteran Nasional (Harvetnas) 2025, merupakan bentuk penghargaan negara kepada para pejuang yang telah berjasa untuk merebut kembali kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui peristiwa penghentian pertempuran empat hari, pada 7-10 Agustus 1949 di Surakarta.
Baca juga: Saat Hari Pahlawan, tiga veteran di Kendari mendapat bingkisan
"Saat itu, Pertempuran yang dipimpin Letkol Ignatius Slamet Riyadi tersebut berakhir dengan kemenangan pasukan Indonesia dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda," kata Barmuddin.
Ia menyebutkan usai peristiwa tersebut, Presiden RI Soekarno langsung mengeluarkan pernyataan yang bersejarah untuk para pejuang yang telah berhasil memukul mundur pasukan Belanda dengan nama Veteran.
"Pernyataan itu ditegaskan kembali pada peringatan Harvetnas 1965, ketika beliau menetapkan 10 Agustus sebagai Hari Veteran Nasional. Presiden Soekarno juga menegaskan gelar veteran adalah milik nasional yang dianugerahkan rakyat sebagai penghormatan di masa revolusi fisik," ujarnya.
Untuk kembali mengingat perjuangan para pejuang masa lampau, Barmuddin meminta pada peringatan Harvetnas 2025, pemerintah dapat melanjutkan perjuangan para pendahulu.
“Kalau dulu kita berjuang secara fisik, sekarang waktunya berjuang untuk kemajuan negeri,” ucap Barmuddin.
Dia mengungkapkan saat ini perjuangan di masa lalu harus kembali dilanjutkan oleh pemerintah dan difokuskan dalam peningkatan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Cegah penularan, veteran di Baubau-Sultra diseru patuhi protokol
Baca juga: 500 veteran kemerdekaan diajak keliling kota gunakan Transjakarta
"Semangat juang yang dulu menjadi senjata para pejuang, harus tetap dijaga generasi sekarang melalui penerapan jiwa nasionalisme dan nilai-nilai 45," tegas Barmuddin.
Dia menuturkan, veteran tidak pernah meminta upah atau janji atas perjuangan mereka. Namun, jika perekonomian bangsa sudah maju, kesejahteraan bagi para pejuang di masa lalu tentu menjadi harapan.
“Perjuangan itu adalah kewajiban kita sebagai bangsa Indonesia. Kita tidak mengharapkan imbalan, tetapi kalau ekonomi kita sudah maju, kita mengharapkan kesejahteraan,” tambah Barmuddin.
Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.