Jakarta (ANTARA) - Indonesia menegaskan posisinya sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan mencapai 14 persen dibanding tahun lalu dan total nilai ekonomi digital atau Gross Merchandise Value (GMV) hampir 100 miliar dolar AS.
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami menyampaikan bahwa capaian tersebut menunjukkan ketahanan ekonomi digital nasional di tengah ketidakpastian global.
“Ekonomi digital Indonesia sendiri tumbuh sebesar 14 persen dibandingkan tahun lalu. Artinya Indonesia masih tetap menjadi ekonomi digital paling besar di seluruh Asia Tenggara, dan GMV-nya sekarang mencapai hampir 100 miliar USD,” ujar Veronica dalam paparan "e-Conomy SEA 2025" yang digelar di Jakarta, Kamis.
Menurut laporan "e-Conomy SEA 2025" yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Asia Tenggara secara keseluruhan diproyeksikan melampaui 300 miliar dolar AS pada 2025, dengan laju pertumbuhan sekitar 15 persen per tahun.
Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang hampir sepertiganya.
Baca juga: Play Store akan beri peringatan bagi aplikasi yang boros baterai
Veronica menjelaskan, sejumlah sektor utama turut menjadi penopang antara lain e-commerce dengan nilai 71 miliar dolar AS, media digital yang tumbuh 16 persen menjadi 9 miliar dolar AS, serta layanan keuangan digital yang melonjak berkat pesatnya adopsi pembayaran digital dan pinjaman daring.
Lebih lanjut, kecerdasan artifisial (AI) kini juga menjadi faktor pendorong utama ekonomi digital Indonesia.
“AI bukan sekadar tren, tetapi telah menjadi peluang pertumbuhan inti bagi masa depan Indonesia. Integrasi dan adaptasi AI bukan lagi konsep masa depan, tapi keunggulan kompetitif masa kini,” ujarnya.
Data laporan regional juga mencatat, Indonesia termasuk dalam 20 besar dunia untuk minat terhadap AI multimodal, dengan pendapatan aplikasi berbasis AI tumbuh 127 persen dari tahun ke tahun.
Bahkan, 80 persen pengguna AI di Indonesia diketahui berinteraksi dengan fitur kecerdasan buatan setiap hari.
Google menilai, agar momentum digital ini berkelanjutan, perlu adanya kolaborasi strategis antara pemerintah, pelaku usaha, dan investor.
“Kita harus mengubah antusiasme dan keterbukaan pengguna terhadap teknologi menjadi inovasi domestik,” tutup Veronica.
Baca juga: Google Maps sematkan AI Gemini untuk tingkatkan kemampuan navigasi
Baca juga: Google ingin bangun pusat data di luar angkasa
Baca juga: Google hadirkan "Vibe Coding" permudah buat apps AI dengan satu prompt
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































