Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan penting bagi publik untuk memilih suplemen yang tepat dan aman guna mencegah sarkopenia, yakni gangguan otot rangka umum yang ditandai dengan hilangnya massa otot dan gangguan fungsi otot.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mohamad Kashuri mengatakan prevalensi sarkopenia di Indonesia berkisar antara 9,1 persen–59 persen. Adapun sarkopenia, kata dia, juga berhubungan dengan hasil kesehatan yang buruk.
“Suplemen kesehatan bukan berfungsi mengobati, tetapi dapat melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, serta meningkatkan/memperbaiki fungsi kesehatan,” ujar Kashuri ketika dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Hingga September 2025 pihaknya mencatat ada 49 produk suplemen kesehatan yang telah memiliki Nomor Izin Edar (NIE) dengan indikasi membantu peningkatan massa otot. Menurutnya, produk-produk tersebut dapat digunakan oleh masyarakat dengan tetap memperhatikan aturan pakai dan kebutuhan individu.
Baca juga: Ahli bagikan kiat cegah penyakit otot sarkopenia
Dia pun mengajak masyarakat untuk memulai pencegahan sarkopenia sejak dini dengan gizi seimbang, aktivitas fisik, dan konsumsi suplemen kesehatan yang tepat dan aman.
Lebih lanjut Kashuri menegaskan agar masyarakat bijak dalam memilih produk suplemen kesehatan yang akan dikonsumsi dengan memeriksa izin edar BPOM, membaca label dengan teliti, dan mewaspadai klaim berlebihan.
Dalam kesempatan yang sama Pakar Gizi Rita Ramayulis memaparkan bahwa satu dari sepuluh orang dewasa di dunia mengalami sarkopenia.
Baca juga: PERGEMI ingatkan masyarakat jaga kesehatan otot cegah sarkopenia
“Namun sarkopenia yang dulunya muncul pada lanjut usia (lansia), kini mulai terjadi pada anak muda atau usia produktif,” kata Rita.
Dia menjelaskan beberapa keluhan klinis yang terjadi pada penderita sarkopenia adalah kelemahan otot, stamina rendah, malas gerak, postur tubuh memburuk, nyeri sendi dan berdiri tidak stabil, kehilangan keseimbangan, maupun nyeri leher dan punggung.
Untuk mencegah kondisi tersebut, Rita menekankan pentingnya pemenuhan gizi harian, khususnya protein, kalsium, vitamin D, dan Omega-3, diikuti dengan latihan fisik secara teratur.
“Apakah kebutuhan protein harian Anda sudah terpenuhi? Karena tanpa asupan yang cukup, massa otot akan terus menurun dan tulang ikut terbebani,” katanya.
Baca juga: Pergemi imbau kelompok lansia untuk aktif bergerak cegah penyakit
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































