Jakarta (ANTARA) - Universitas Al-Azhar, Mesir, Kairo, resmi membuka program studi bahasa Indonesia di tahun 2025 ini, yang menandakan keberhasilan Indonesia dalam menduniakan bahasa persatuan tersebut.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Hafidz Muksin dalam acara "Diseminasi Program Kebahasaan dan Kesastraan" di Jakarta pada Jumat mengatakan hingga kini bahasa Indonesia telah digunakan di 57 negara seluruh dunia dengan penutur yang aktif.
“Pendirian program studi bahasa Indonesia ini tidak hanya menguntungkan dunia akademik, tetapi juga memperkuat posisi strategis Indonesia di dunia internasional, utamanya dalam upaya meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional,” katanya.
Ia menjelaskan, Majelis Tinggi Universitas Al-Azhar resmi menyetujui pendirian program studi bahasa dan sastra Indonesia di Fakultas Bahasa dan Terjemah, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dalam sidang Majelis Tinggi Al-Azhar Nomor 343 pada 21 Juli 2025.
Program studi tersebut akan mulai berjalan pada tahun akademik 2025/2026 yang dimulai 20 September mendatang. Persetujuan tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah diplomasi budaya Indonesia di Timur Tengah sekaligus menandai pengakuan internasional atas peran strategis bahasa Indonesia.
Pengajaran bahasa Indonesia di Al-Azhar telah dimulai sejak 2016 melalui kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Mesir dan Badan Bahasa Kemendikdasmen. Program semula hanya berupa kursus bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) yang diikuti dosen, mahasiswa, dan staf universitas tersebut. Namun, antusiasme terus meningkat hingga pada tahun 2019, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pilihan kedua di Fakultas Bahasa dan Terjemah, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Baca juga: Prodi pendidikan bahasa dan matematika UMRAH raih akreditasi unggul
"Ini adalah peluang emas untuk mengokohkan diplomasi lunak. Ke depan, bahasa Indonesia diharapkan mampu sejajar dengan bahasa-bahasa dunia lainnya di Universitas Al-Azhar. Para alumni prodi ini diharapkan dapat berperan sebagai Indonesianis yang menjadi jembatan budaya dan bahasa. Mereka juga berpotensi berkontribusi dalam pusat kajian Islam internasional di Asia Tenggara," uap Hafidz.
Proses pendirian prodi juga melibatkan konsorsium perguruan tinggi Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Konsorsium ini mendukung penyusunan kurikulum, penyediaan dosen, hingga pertukaran akademik.
Selain itu, KBRI Kairo bersama Badan Bahasa Kemendikdasmen aktif melakukan koordinasi intensif dengan Al-Azhar sepanjang 2023–2025, termasuk pertemuan dengan Rektor Universitas Al-Azhar dan Grand Syekh Al-Azhar.
"Sebagai bentuk komitmen, Indonesia dapat mengirim empat dosen secara berkelanjutan untuk mendukung operasional prodi," tuturnya.
Minat mahasiswa terhadap bahasa Indonesia juga terus meningkat. Pada tahun akademik 2024/2025, tercatat 51 mahasiswa memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, terdiri dari 28 mahasiswa tingkat II dan 10 mahasiswa tingkat I. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dibukanya program studi resmi. Dengan demikian, bahasa Indonesia kini sejajar dengan bahasa internasional lain yang diajarkan di Al-Azhar, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Arab.
Baca juga: Kemendikdasmen minta universitas contohkan bahasa Indonesia yang baik
Baca juga: Menjaga kedaulatan Bahasa Indonesia
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.