UNICEF bantu pemerintah selidiki penyebab KLB campak Sumenep

3 weeks ago 13

Sumenep (ANTARA) - UNICEF, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan melindungi hak-hak anak dan menyediakan bantuan kemanusiaan dan pembangunan di seluruh dunia, membantu pemerintah menyelidiki penyebab terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa Arie Rumantara di Sumenep, Kamis mengatakan, langkah itu dilakukan karena merupakan jenis penyakit menular dunia, dan dapat berakibat fatal, terutama bagi anak-anak yang kekurangan gizi atau akses layanan kesehatan.

“Jika kita serius untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya namun dapat dicegah ini, kita perlu memvaksinasi setiap anak, baik di wilayah makmur dan terlebih lagi di wilayah kurang sejahtera," katanya.

Imunisasi, lanjut Arie, bukan hanya soal akses, tapi soal keadilan. Setiap anak, tanpa memandang latar belakang, berhak mendapatkan perlindungan dari penyakit yang bisa dicegah.

“Tidak ada alasan bagi seorang anak untuk meninggal karena penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin," katanya.

Baca juga: Sebanyak 78.569 anak di Sumenep jadi sasaran vaksin campak

Kelalaian dalam memberikan imunisasi adalah pelanggaran terhadap hak anak. Di tengah tantangan seperti hoaks, penolakan vaksin, dan distribusi yang tidak merata, suara para pemimpin daerah dan tokoh masyarakat menjadi pengingat bahwa setiap dosis vaksin adalah investasi dalam masa depan anak-anak.

Karena akses layanan dan pengobatan oleh pemerintah mudah, maka kejadian luar bisa pada kasus campak, sebagaimana di Sumenep perlu diungkap, sehingga tidak terjadi lagi di masa-masa yang akan datang.

"Atas dasar itu, kami dari perwakilan UNICEF datang ke Sumenep ini untuk melakukan penelitian apa yang menjadi penyebab KLB ini," katanya.

Kementerian Kesehatan menyebut kasus kematian akibat campak di Sumenep mayoritas tidak memiliki riwayat imunisasi. Kebanyakan pasien meninggal karena campak adalah balita.

Baca juga: Menkes targetkan 70 ribu anak Sumenep imunisasi campak dalam 2 minggu

Bahkan, imunisasi terkait campak di Sumenep tergolong rendah.

Ada beberapa alasan mengapa orang tua tidak memberikan vaksinasi pada anak. Ada yang dikaitkan soal agama, takut karena nanti ada efek samping.

"Jika memang dugaan itu yang menjadi penyebab campak meluas, maka UNICEF nantinya akan membantu mengurai masalah tersebut, sehingga kasus serupa tidak terulang," katanya.

Kabupaten Sumenep tercatat kabupaten dengan angka kasus campak paling tinggi di Pulau Madura, yakni mencapai 2.035 kasus dengan jumlah penderita meninggal dunia mencapai 17 orang.

Selain di Pamekasan, kasus campak juga menyerang di tiga kabupaten lain di Pulau Madura, yakni Pamekasan sebanyak 261 kasus, Sampang 413 kasus dan Bangkalan sebanyak 548 kasus.

Baca juga: Menkes: Campak lebih bahaya dari COVID-19, penularannya lebih cepat

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |