Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengukuhkan Prof Dr Dessy Harisanty SSos MA sebagai guru besar bidang ilmu perilaku komunikasi Fakultas Vokasi, sekaligus menjadi salah satu akademisi muda berprestasi asal Lamongan.
“Dulu masyarakat kita hanya sebagai menerima informasi, namun sekarang mengalami pergeseran menjadi masyarakat konsumer. Artinya masyarakat sekarang tidak hanya menerima informasi melainkan memproduksi informasi,” kata Prof Dessy dalam keterangan diterima di Surabaya, Jumat.
Lebih lanjut, alumni SMA Negeri 2 Lamongan itu menjelaskan literasi kritis bukan sekadar kemampuan membaca, tapi memahami makna dibalik teks.
"Sedangkan etika informasi adalah pagar moral, ia mengajarkan kita untuk menghormati privasi, orisinalitas, dan bertanggung jawab atas dampak sosial setiap unggahan," katanya.
Ketua Pengurus Daerah Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Jawa Timur Bambang Prakoso menyampaikan rasa bangganya atas capaian Prof Dessy yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Kerja Sama, Pengembangan, dan Pengkajian Gemar Membaca GPMB Jatim.
“Kita bersyukur, Prof Dessy telah sah dikukuhkan jadi profesor dengan kepakaran di bidang ilmu perilaku komunikasi, nantinya ilmu itu bisa diaktualisasikan ke masyarakat Jatim dengan tagline kita selama ini bahwa membangun ekosistem literasi, Jatim sebagai episentrum dan kiblat literasi nasional,” ujarnya.
Pengurus Daerah GPMB Jatim yang menjadi mitra Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jawa Timur berkomitmen membawa provinsi ini menjadi rujukan nasional dalam membangun ekosistem literasi yang kuat dan berbasis pada kepakaran akademis serta gerakan sosial masyarakat.
Baca juga: UPN Veteran Jatim kukuhkan dua guru besar perkuat riset dan reputasi
Baca juga: Usakti kukuhkan empat guru besar untuk berkontribusi bangun bangsa
Baca juga: Guru besar UGM ciptakan pembenah tanah dari batubara kalori rendah
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Bernadus Tokan 
								Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































