Jembrana, Bali (ANTARA) - Umat Hindu di Kabupaten Jembrana menggelar upacara pakelem untuk menyucikan dan mohon keselamatan di Selat Bali, Jumat, pascatenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang menimbulkan korban jiwa.
Ketua panitia penyelenggara yang juga Lurah Gilimanuk Ida Bagus Tony Wirahadikusuma mengatakan upacara dengan puncak larung sesaji ke laut ini merupakan kegiatan bersama masyarakat, PT. ASDP Indonesia Ferry dan Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Ketapang-Gilimanuk.
"Untuk biaya upacara pakelem yang besar hasil gotong royong ASDP, Gapasdap dan masyarakat. Dengan upacara ini kami harap keselamatan menyertai di Selat Bali," katanya.
Dia mengatakan, bagi masyarakat Bali, selat tersebut bukan hanya sekedar laut tetapi juga sumber kehidupan dan spiritual.
Baca juga: Ditjen Perhubungan Laut mitigasi resiko pelayaran di Selat Bali
Upacara ini dipusatkan di dermaga Landing Craft Machine (LCM) Pelabuhan Gilimanuk dengan dipimpin tiga rohaniawan yaitu Ida Pedanda Istri Nabe Manuaba dari Griya Manistutu Melaya, Ida Pandita Nabe Mpu Reka Kusuma Ananda dari Griya Arum Gilimanuk, dan Ida Rsi Agung Ananda Yoga Pinatih dari Griya Samiana Gilimanuk.
Setelah prosesi di dermaga LCM selesai, dengan menggunakan KMP Agung Samudera IX, sesaji yang sudah disiapkan dilarung di Selat Bali.
Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Kadek Citra Dewi Suparwati yang hadir dalam upacara ini mengatakan pihaknya bersama TNI AL dan Basarnas mengamankan jalannya upacara yang diikuti sekitar 600 Umat Hindu tersebut.
"Upacara keagamaan ini sebagai bentuk ihktiar untuk keselamatan semua pihak. Selat Bali merupakan jalur penting yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, namun memiliki resiko yang tinggi," katanya.
Baca juga: ASDP pastikan penyeberangan Selat Bali mulai normal
Gubernur Bali I Wayan Koster dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas Perhubungan Gde Wayan Samsi Gunarta mengajak untuk menghormati laut, sebagai sumber kehidupan sekaligus ruang spiritual.
Senada dengan itu, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna menekankan pentingnya menjaga keharmonisan alam, melalui pendekatan budaya dan nilai-nilai lokal seperti Tri Hita Karana.
Pada saat yang hampir bersamaan, nelayan di Gilimanuk juga menggelar ritual petik laut yang bertujuan sama dengan upacara pakelem.
Baca juga: Tim SAR siapkan tim teknis pengangkatan bangkai KMP Tunu
Pewarta: Gembong Ismadi/Rolandus Nampu
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.