UI soroti tiga pilar penting tingkatkan kekuatan siber

4 weeks ago 16

Jakarta (ANTARA) - Kepala Program Pascasarjana Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Ali Wibisono menyoroti tiga pilar penting yang diperlukan Indonesia untuk meningkatkan kekuatan siber, salah satunya adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terampil.

"Temuan utama yang kami sajikan adalah bahwa kekuatan siber sejati bertumpu pada tiga pilar, antara lain pengembangan sumber daya manusia yang terampil," kata Wibisono dalam peluncuran Buku Panduan Diplomasi Siber yang diselenggarakan ASEAN Study Center (ASC) UI bersama Australian Strategic Policy Institute (ASPI), di Jakarta, Selasa.

Selain pengembangan sumber daya manusia yang terampil, pilar lainnya yang penting untuk meningkatkan kekuatan siber adalah penguasaan teknologi, dan komitmen teguh untuk menegakkan prinsip-prinsip perilaku bertanggung jawab di dunia siber, baik bagi negara maupun aktor non-negara.

Untuk itulah, Wibisono menilai UI, dengan pendekatan interdisiplinernya, menjadi tempat yang ideal untuk membangun kekuatan siber nasional secara holistik.

UI juga berkomitmen meningkatkan transformasi digital dan penyediaan kursus daring. Oleh karena itu, mereka bersama ASPI meluncurkan buku panduan diplomasi siber tersebut.

Peluncuran buku panduan itu dilatarbelakangi oleh statistik terbaru yang menunjukkan bahwa lebih dari 315 ribu data kredensial Indonesia dibobol pada paruh pertama 2024.

"Ini berarti bahwa rata-rata lebih dari 60 kredensial Indonesia dibobol setiap jam. Angka ini sangat mengejutkan, dan menyoroti kerentanan organisasi dan individu Indonesia di dunia maya," kata dia.

Dunia, katanya, membutuhkan diplomasi siber yang lebih aktif, progresif, namun juga inklusif karena dunia siber menjadi semakin kompetitif, karena memungkinkan negara-negara maju memperoleh keuntungan dari ketersediaan data dan pengguna.

Namun, kemungkinan tersebut menyebabkan negara-negara yang kurang berkembang memiliki kerentanan, dengan kesenjangan kemampuan dan regulasi yang cukup lebar, sementara insiden siber yang mereka alami cukup merusak.

Melalui peluncuran buku panduan tersebut, para profesional, akademisi, dan para aktivis ingin menunjukkan bahwa meskipun memiliki keterbatasan, Indonesia secara aktif berupaya meningkatkan keamanan siber, menguasai teknologi digital, dan berkontribusi pada pembentukan demokrasi siber global, kata Wibisono.

"Dalam setiap halaman buku ini, kita akan mengupas hakikat dunia maya, apa saja manfaat dan bahayanya, dan bagaimana negara-negara membangun dan memanfaatkan kapabilitas dunia maya mereka, serta norma-norma internasional dalam dunia maya," kata dia.

"Dan dalam setiap bab, ada fokus khusus pada bagaimana Indonesia berpartisipasi dalam kerja sama internasional baik di tingkat bilateral maupun global, dan yang lebih penting lagi, mengarungi persaingan AS-Tiongkok dalam teknologi digital yang makin hari makin sengit," kata Wibisono lebih lanjut.

Baca juga: Mendagri instruksikan Pemda bentuk Tim Tanggap Insiden Siber

Baca juga: Nezar dorong pemanfaatan teknologi untuk bangun pertahanan digital

Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |