Trimegah nilai pasar respons positif hasil kesepakatan dagang RI-AS

1 month ago 12
kesepakatan dagang ini sudah membuat kita terhindar dari kemungkinan terburuk dari ketidakpastian berkepanjangan

Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menilai hasil atau kesepakatan negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) cukup mendapat respons positif dari pasar.

Sebab, sejak tercapainya kesepakatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah naik sebesar 3,68 persen yang merupakan kenaikan terbesar di antara bursa saham lain di Asia.

“Hasil atau kesepakatan dagang ini sudah membuat kita terhindar dari kemungkinan terburuk dari ketidakpastian berkepanjangan,” ujar Fakhrul dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Meskipun memang ada beberapa pertanyaan yang muncul terkait dengan pembelian barang-barang dari AS, secara neraca dagang Fakhrul memandang ini berdampak netral.

Hal ini karena sebenarnya pembelian pesawat dan produk pertanian dampak utamanya adalah adanya pergeseran vendor dari negara lain ke AS.

“Kita harus paham, ini kondisinya berat. Re-wiring impor kita dari negara lain ke Amerika Serikat harus dilakukan,” terangnya.

Selain itu, menurut Fakhrul, terlepas dari hasil perjanjian dagang dengan AS, Indonesia harus mengoptimalkan prospek dari perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa atau IEU-CEPA guna mengamankan pasar ekspor produk Indonesia di Eropa.

Kemudian terkait kontroversi utama yang mengemuka tentang data masyarakat Indonesia, Fakhrul menyatakan bahwa negara tetap harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Hal ini karena data sudah menjadi masa depan dari perekonomian dunia.

"Kita harus tetap mengutamakan ketahanan nasional dan terus berusaha mencari implementasi yang win-win dengan mitra dagang kita," ujar Fakhrul.

Setelah kesepakatan dagang, Fakhrul memandang ada tiga hal yang harus diperhatikan selanjutnya, yakni percepatan belanja pemerintah, pemberian insentif, serta penerbitan DimSum Bond dan Kangaroo Bond dalam mata uang Renminbi dan dolar Australia untuk membantu likuiditas nasional dan keberlanjutan dari pemotongan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Adapun Indonesia dan AS telah menyepakati tarif resiprokal 19 persen. Namun, Pemerintah Indonesia saat ini masih mengupayakan negosiasi lebih lanjut agar sejumlah komoditas andalan tanah air mendapat tarif di bawah 19 persen hingga 0 persen.

Baca juga: Trimegah target tambahan 10 juta nasabah SBN baru usai gandeng DANA

Baca juga: Trimegah AM dan additiv transformasi layanan Wealth Management digital

Baca juga: Trimegah incar AUM hingga Rp200 miliar lewat reksa dana sepak bola

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |