Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas putri U-16 Indonesia Timo Scheunemann menginginkan tim asuhannya menunjukkan permainan berkualitas dalam Kejuaraan ASEAN Putri U-16 2025 yang dimulai esok Rabu pukul 19.30 WIB melawan Timor Leste di Stadion Manahan, Solo.
Timo ingin bibit-bibit muda untuk masa depan sepak bola putri Indonesia ini menunjukkan permainan yang lebih dari sekedar menang atau kalah, demi industri sepak bola putri yang baik.
"Kita besok bisa menampilkan permainan yang berkualitas. Karena lebih daripada menang dan kalah. Ini adalah perjuangan sepak bola putri untuk masuk ke stage berikutnya," kata Timo dalam jumpa pers prapertandingan, Selasa.
"Kita tahu sepak bola putri sedang diperjuangkan untuk mendapatkan platform liga pro. Tapi kita juga harus paham bahwa tidak mungkin ada liga pro kalau permainan tidak berkualitas. Tidak bisa, karena ini bisnis. Tidak mungkin ada yang datang kalau permainannya tidak berkualitas," tambah dia.
Ia mengatalan tak mungkin penonton mengikuti kompetisi sepak bola putri jika tak ada kualitas di sana.
"Contohnya volley pro itu pemainnya pada cantik. Tapi kalau mereka cuma cantik, mainnya jelek, tidak mungkin datang penonton. Jadi harus ada daya tarik. Lebih oke, tapi ada penampilan yang bagaimanapun juga harus berkualitas," tegas dia.
Baca juga: Timnas putri U-16 segera beraksi di ASEAN 2025, ini jadwalnya
Pelatih berusia 51 tahun itu membawa 23 pemain untuk turnamen ini.
Sebelum menetapkan 23 pemain, dia mengungkapkan ada pemain putri berusia 12 tahun yang hendak ia bawa, namun batal karena tak sesuai regulasi.
"Bahkan kita sebenarnya ingin ada beberapa pemain yang berumur 12 tahun, yang ingin kita tampilkan tapi tidak sesuai regulasi AFF. Jadi akhirnya tidak bisa," ungkap dia.
Saat ditanya bagaimana kekuatan Timor Leste dan Malaysia, Timo mengaku buta dengan kekuatan kedua negara tersebut.
"Kalau ditanya kans-nya siapa? Siapa yang paling diwaspadai? Semua sama 50-50. Setiap pertandingan 50-50," kata dia.
Baca juga: Undian ASEAN U-16 Girls, Indonesia bersama Malaysia dan Timor Leste
Ketika ditanya bagaimana menyikappi kualitas para pemainnya yang terjaring tanpa ada kompetisi sepak bola putri yang sehat dan profesional, pelatih kelahiran Kediri yang pernah melatih Persema Malang itu tak menganggap hal kelemahan, melainkan kelebihan.
Dia mengambil contoh Claudia Scheunemann yang kini bermain di Belanda untuk FC Utrecht.
"Karena mereka bermain dengan cowok. Jadi mentalitasnya sudah mentalitas cuek, mentalitas berani. Dan itu seperti Claudia," kata Timo.
"Claudia juga sejak umur 9 tahun bermain sama cowok. Makanya pas dia cetak gol pertama buat timnas Indonesia, dia canggung. Karena semua pada datang ngerangkul dia. Karena selama ini kalau dia cetak gol, enggak pada yang meerangkul kan.
"Jadi dia pertama kali dirangkul gitu. Jadi itu sesuatu yang sebuah kelemahan yang bisa kita buat menjadi sebuah kelebihan," tutup dia.
Baca juga: Timo Scheunemann sarankan liga putri tidak terlalu banyak tim peserta
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.