Beijing (ANTARA) - Beijing dan China adalah dua kata yang tak terpisahkan. Tapi di dekat kota itu, ada juga kota yang punya kaitan tak terpisahkan dengan Ibu Kota China tersebut, yaitu Tianjin.
Berjarak hanya 120 kilometer dari Beijing, Tianjin juga sama seperti Beijing, Chongqing dan Shanghai berstatus municipality atau kota urban setingkat provinsi yang langsung berada di bawah yurisdiksi pemerintah pusat.
Nama Tianjin mulai digunakan pada Dinasti Ming (1368–1644), yang secara harafiah berarti "titik penyeberangan tempat kaisar, Putra Langit, melintasi sungai".
Namun jauh sebelum itu, Tianjin dikenal sebagai muara tiga sungai Sanhui Haikou, merujuk pada tiga sungai besar di kota itu yaitu Sungai Hai, Terusan Zhong, dan Sungai Nanhai sekaligus menjadi titik administrasi paling awal bagi Tianjin pada masa dinasti Tang (618–907) sebagai lalu lintas perdagangan garam.
Daerah sekitar Sanhui Haikou yaitu dekat Jembatan Jingang saat ini dianggap sebagai jantung sejarah Tianjin, mewakili pertemuan sungai-sungai yang mendorong perkembangan awalnya sebagai pelabuhan strategis dan pusat ekonomi.
Tianjin adalah salah satu kota pertama di Tiongkok yang bersentuhan dengan peradaban Barat modern dan telah menjadi pelopor dalam modernisasi militer, pembangunan rel kereta api, telegraf, telepon, pos, pertambangan, pendidikan modern hingga sistem peradilan. Semua itu menjadikannya sebagai kota industri dan komersial terbesar kedua di China serta pusat keuangan dan perdagangan terbesar di wilayah utara.
Perjanjian Tianjin pada Perang Candu Kedua (1856–1860) ditandatangani oleh Inggris, Prancis, dan Chia pada 1858, antara lain mengizinkan pembentukan konsesi Inggris dan Prancis di kota itu. Tidak heran banyak bangunan bergaya Eropa di sana.
Pada 1895-1902, konsesi juga diberikan kepada Jepang, Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, Italia, dan Belgia yang menambah sentuhan Barat modern di sana.
Kota ini diduduki Jepang selama Perang China–Jepang, sebelum akhirnya direbut oleh Pasukan Pembebasan Rakyat China (PLA) pada Januari 1949.
Kereta bawah tanah
Untuk mengunjungi Tianjin cukup menumpang kereta cepat Beijing-Tianjin dari stasiun Beijing Selatan. Kereta cepat Beijing-Tianjin adalah rute pertama di China. Dibuka pada 1 Agustus 2008, tepat menjelang Olimpiade Beijing 2008.
Selain kereta antarkota, Tianjin juga memiliki jaringan metro atau kereta bawah tanah. Pionir metro di Tianjin adalah "Tianjin Metro Line 1", yang dioperasikan oleh "Tianjin Line 1 Rail Transit Operation Co., Ltd." menghubungkan distrik komersial CBD Xiaobailou, kawasan permukiman dan kedua sisi Sungai Haihe.
Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































