Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 100 siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) Margaguna, Jakarta Selatan, berlari delapan putaran saat menjalani tes kesehatan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Kalau misalnya dia memang gak ada keluhan apa-apa, yakni sehat. Maka dilakukan kebugaran berlari delapan putaran dan dihitung menitnya," kata petugas Puskesmas Pembantu Gandaria Selatan, Endang Ariastiwi.
Hal itu disampaikan saat ditemui di Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna Jakarta Selatan, Senin.
Endang mengatakan, berlari merupakan tes kesehatan terakhir. Sedangkan tahapan pemeriksaan awal yakni registrasi pendataan tinggi dan berat badan oleh para siswa.
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat Handayani senang dapat peralatan mandi
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat Handayani tes kesehatan sebelum masuk asrama
Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan tensi darah, gula darah hingga pendengaran dalam tes pemeriksaan kesehatan tersebut.
"Nah kebanyakan di cek tuh biasanya gula darahnya pada tinggi tuh. Nah nanti baru konsultasi di sana," ujarnya.
Jika nanti ditemukan ada yang sakit, maka akan dipantau untuk memastikan kesehatan siswa terjamin.
Hingga kini, pihak Puskesmas menyatakan belum ada yang terdata sakit maupun mengalami Tuberkulosis (TBC). "Sampai saat ini pas dilihat terpantau sehat," katanya.
Baca juga: Orang tua senang Sekolah Rakyat bantu ringankan biaya pendidikan
Baca juga: Ini langkah Disdik DKI ciptakan MPLS yang aman dan bebas kekerasan
Sebanyak 100 anak SRMA Jakarta Selatan terdiri dari 56 laki-laki dan 44 perempuan kelahiran 2007-2010 menjalani tes kesehatan pada Senin ini.
Senin ini juga dilakukan pembukaan MPLS bagi siswa Sekolah Rakyat juga dilakukan serentak di 62 titik lainnya di seluruh Indonesia. Sedangkan 37 titik lainnya akan memulai MPLS pada akhir Juli 2025.
Total terdapat 100 titik lokasi rintisan Sekolah Rakyat yang mulai beroperasi di seluruh Indonesia pada Tahun Ajaran 2025/2026.
Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan untuk menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.