Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memaparkan sejumlah pencapaian dalam bidang pendidikan selama setahun masa Pemerintahan Prabowo Subianto.
Ia mengatakan sejumlah pencapaian tersebut terlihat melalui program revitalisasi satuan pendidikan, digitalisasi pembelajaran, penerapan pembelajaran mendalam, evaluasi pembelajaran melalui Tes Kemampuan Akademik (TKA) hingga peningkatan kesejahteraan guru.
“Capaian ini adalah awal untuk melangkah lebih baik lagi pada sisa masa bakti sampai tahun 2029. Kami tentu banyak yang sudah kami capai, tetapi kami sadar banyak hal yang belum," kata Mendikdasmen Mu'ti dalam kegiatan Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta pada Rabu malam.
Dari sisi sarana dan prasarana, pihaknya telah menjalankan program revitalisasi di 16.140 satuan pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK, termasuk satuan pendidikan khusus seperti SLB dengan total anggaran Rp 16,97 triliun.
Baca juga: Kemendikdasmen: Bimtek digitalisasi pembelajaran perkuat peran guru
Revitalisasi itu, lanjutnya dilakukan dengan swakelola oleh sekolah sehingga berdampak pada ekonomi nasional sebesar Rp 27 triliun yang melibatkan lebih dari 350.000 pekerja dan 72.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ia menambahkan ruang kelas pun digitalisasi dengan program pengadaan perangkat digital di 288.865 satuan pendidikan yang tersebar merata dari PAUD hingga SMA/SMK.
Hingga 22 Oktober, pihaknya mencatat sebanyak 64.072 perangkat sudah dikirim ke sekolah-sekolah dan ditargetkan seluruh perangkat terkirim pada Desember 2025.
Pada kesempatan itu, ia pun kembali menegaskan pihaknya tidak mengganti kurikulum nasional, melainkan menguatkannya dengan pendekatan pembelajaran mendalam yang mengutamakan pada prinsip joyfull, mindfull, dan meaningfull sehingga menciptakan pengalaman belajar berpusat pada murid.
Baca juga: Proyek revitalisasi sekolah bantu Saiful di Karawang kembali bekerja
Proses pembelajaran itu, lanjutnya, dievaluasi melalui Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang menggantikan Asesmen Nasional (AN).
Mu'ti mengatakan TKA dibuat untuk pemetaan, penyetaraan, sekaligus pengendali mutu pendidikan nasional, dikarenakan tidak sedikit guru yang tidak objektif dalam memberikan nilai rapor demi akreditasi sekolah.
"Mudah-mudahan semuanya jujur tidak ada yang nyontek dan semuanya gembira sebagai bagian dari upaya kita meningkatkan semangat belajar siswa dan mutu pendidikan kita," imbuhnya.
Baca juga: Kemendikdasmen minta pemda terlibat dalam pelestarian bahasa daerah
Adapun dari aspek kesejahteraan guru, ia menyebutkan lebih dari 1,4 juta guru berstatus ASN telah mendapatkan peningkatan tunjangan profesi guru (TPG) dengan nilai total Rp 34,70 triliun sepanjang 2025.
TPG juga diberikan kepada 395.967 guru non-ASN dengan total anggaran yang disalurkan senilai Rp 6,56 triliun.
"Yang baru adalah tunjangan itu ditransfer langsung ke rekening masing-masing guru, sebelumnya tunjangan itu ditransfer melalui pemerintah kabupaten kota atau pemerintah provinsi," ujar Mu'ti.
Ia menegaskan sederet capaian yang dinilai baik oleh sejumlah pihak setahun itu masih awal sehingga meminta semua pihak untuk terus mengawal kinerja Pemerintah.
Baca juga: Kemendikdasmen siapkan calon guru profesional melalui seleksi PPG 2025
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































