Wina (ANTARA) - Kepala Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) mengatakan dirinya memiliki "keyakinan penuh" terhadap perkembangan ekonomi China dan menyebut negara tersebut sebagai "mitra strategis," menyoroti hubungan energi yang semakin erat dalam wawancara eksklusif dengan Xinhua.
Haitham Al Ghais, selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) OPEC, memuji perkembangan ekonomi China dalam wawancara di sela-sela Seminar Internasional OPEC kesembilan di Wina, menggambarkan China sebagai "perekonomian yang terstruktur baik, dengan perencanaan dan perkiraan yang baik dan maju."
Al Ghais sebelumnya bekerja di Beijing selama hampir empat tahun sebagai kepala kantor perwakilan Kuwait Petroleum Corporation di Beijing. Pengalaman itu, katanya, memberinya pemahaman langsung tentang bagaimana China berkembang.
Berbicara tentang kerja sama, Al Ghais mengatakan negara-negara anggota OPEC menikmati hubungan yang sangat baik dengan China dan perusahaan minyaknya. "Kami berhubungan erat," ujarnya. "Kami memiliki dialog OPEC-China di mana kami bertemu setiap tahun di tingkat teknis dan tingkat tinggi."

"Kami menghargai China sebagai mitra strategis bagi negara-negara anggota OPEC," kata Al Ghais, seraya menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan China berinvestasi di negara-negara OPEC, sementara beberapa anggota OPEC juga berinvestasi di sektor penyulingan minyak bumi China.
"OPEC bangga menjadi mitra dalam mendukung kebutuhan energi China untuk pertumbuhan di masa depan," katanya. "Kami sangat yakin dengan perekonomian China. Kami memiliki keyakinan yang kuat terhadap rencana pemerintah China untuk pertumbuhan ekonomi."
Dalam laporan pasar pada Juni, OPEC menyatakan bahwa meski ada tekanan eksternal, termasuk kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), ekonomi China mempertahankan momentum pertumbuhan yang stabil pada paruh pertama tahun ini. Laporan tersebut juga menyoroti kinerja ekspor yang kuat, serta konsumsi domestik yang tangguh.
Al Ghais juga menekankan dua tantangan signifikan yang dihadapi pasar energi global. Pertama, kurangnya investasi di bidang energi, yang dapat menyebabkan masalah keterjangkauan energi di masa depan. Kedua, kemiskinan energi yang terus berlanjut di banyak wilayah di dunia.

Dia menyatakan bahwa tema Seminar Internasional OPEC kesembilan, "Menentukan Arah Bersama: Masa Depan Energi Global" (Charting Pathways Together: The Future of Global Energy), menekankan bahwa setiap negara harus secara mandiri menjajaki jalur transisi energinya sendiri, berdasarkan kondisi lokal.
Acara dua hari yang dimulai pada Rabu (9/7) itu menampilkan pameran, sesi menteri, dan forum tingkat tinggi, yang mempertemukan para pemimpin energi global untuk membahas isu-isu utama seperti transisi energi, stabilitas pasar, keamanan energi, investasi, teknologi, dan inovasi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.