Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf meminta Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI, Yassierli membangun Balai Latihan Kerja (BLK) berspesifikasi khusus di Aceh untuk memenuhi tenaga kerja dengan keahlian khusus yang dibutuhkan pada beberapa sektor.
"Kita berharap permintaan ini, mudah-mudahan Menteri kabulkan," kata Muzakir Manaf atau Mualem, di Banda Aceh, Kamis.
Permintaan tersebut disampaikan Mualem melalui surat resmi yang diberikan langsung kepada Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli saat menyambutnya, di Pendopo Gubernur Aceh, di Banda Aceh.
Dalam surat tersebut, Gubernur menjelaskan, BLK khusus yang dibutuhkan Aceh adalah operator dan teknis/mekanik alat berat yang sangat dibutuhkan untuk mendukung usaha pertanian, perkebunan pertambangan dan migas di Aceh.
Baca juga: Menaker targetkan BPVP latih 1 juta peserta per tahun
Untuk mendukung pendirian BLK tersebut, kata Mualem, pihaknya juga mempersiapkan lahan yang rencananya berada di Kabupaten Aceh Besar, tepatnya dekat dengan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda seluas lima hektare.
"Kami sangat berharap agar permohonan ini dapat ditindaklanjuti dalam bentuk pertemuan dan kunjungan lapangan," ujar Mualem.
Menanggapi permintaan Gubernur Aceh, Yassierli menyatakan bahwa pihaknya bakal membahas hal tersebut di internal kementerian terlebih dahulu. "Insya Allah kita follow up," katanya.
Ia menegaskan, pihaknya juga akan mempelajari lebih dulu apakah kehadiran BLK khusus itu sudah sesuai dengan permintaan industri atau belum.
Baca juga: Menaker ajak perguruan tinggi perkuat kemampuan bahasa asing
Baca juga: New Zealand jajaki kerja sama pendidikan dan ekonomi di Banda Aceh
"Kita harap kehadiran pelatihan itu karena ada demand dulu, sudah jelas ini industrinya pergi kemana baru kemudian orangnya kita siapkan, jangan sampai pelatihan saja tapi tidak jelas penyerapannya," demikian Yassierli.
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
