Surabaya (ANTARA) - Sejumlah pos polisi di Kota Surabaya, Jawa Timur, dibakar massa saat aksi solidaritas untuk almarhum Affan Kurniawan yang berujung ricuh pada Jumat malam.
Pantauan di lapangan, api terlihat membakar tenda pos polisi di Jalan Raya Darmo yang tak jauh dari rumah dinas Kapolda Jatim dan Pangdam V/Brawijaya. Asap hitam membubung tinggi dari lokasi kejadian.
Selain di Jalan Raya Darmo, massa juga merusak pos dan membakar polisi Taman Bungkul, pos polisi di Jalan Basuki Rahmat, serta Polsek Tegalsari.
"Pas di tengah perempatan Jalan Raya Darmo Surabaya ini, sejumlah massa tadi membakar salah satu tenda pos polisi," kata Wawan, pedagang bakso yang ditemui di lokasi kejadian sekitar pukul 22.30 WIB.
Hingga kini polisi masih berusaha untuk menghalau massa yang anarkis.
Baca juga: Bangunan aset MPR RI dibakar massa saat aksi unjuk rasa di Bandung
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto menyebut kericuhan aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat bukan cerminan aspirasi komunitas ojek online (ojol).
“Rekan-rekan bisa membandingkan dengan yang di Grahadi dan yang sekarang di Polda. Ini ojol semua, murni, kondusif. Tidak ada apa-apa. Dan kami welcome terbuka. Aspirasi mereka kami tampung,” kata Nanang saat ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat malam.
Jenderal bintang dua tersebut menilai kericuhan di sekitar Grahadi menimbulkan tanda tanya, sebab aksi itu berujung perusakan fasilitas umum dan merusak simbol kebesaran Provinsi Jawa Timur yang selama ini harus dijaga bersama.
Baca juga: Aksi massa di Mako Brimob Kwitang diwarnai petasan dan pelemparan batu
“Jangan sampai ojol ini didiskreditkan. Terbukti sekarang, apa yang dilakukan di Polda itu murni aspirasi dan berlangsung tertib. Sementara yang di Grahadi berbeda. Kami akan investigasi siapa pelakunya, karena di situ ada simbol provinsi yang harus dijaga,” ujarnya.
Nanang menegaskan aparat telah berupaya melakukan langkah persuasif sebelum mengerahkan gas air mata. Proses pengamanan, kata dia, dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP) mulai dari imbauan simpatik, barikade, hingga penyemprotan air.
Baca juga: Massa unjuk rasa DPR bertahan hingga malam jebol pagar samping
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.