Sejarah dan fakta unik negara Monako, kecil namun kaya raya

2 months ago 21

Jakarta (ANTARA) - Monako dikenal sebagai negara merdeka dengan luas wilayah yang sangat kecil, namun memiliki reputasi sebagai salah satu negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia. Meski hanya berukuran sekitar 2 kilometer persegi, Monako berhasil mencatatkan diri sebagai pusat wisata mewah, keuangan internasional, dan balap mobil dunia.

Secara historis, Monako telah menjadi persimpangan peradaban sejak masa kuno. Awalnya, wilayah ini dihuni oleh bangsa Ligurian, penduduk pegunungan yang dikenal gigih dan hemat—karakteristik yang masih melekat pada masyarakat Monako modern. Bukti peninggalan prasejarah pun dapat ditemukan di Gua Taman Saint Martin.

Pada abad ke-6 SM, pelaut Phocaeans dari Massalia (Marseille) mendirikan koloni bernama Monoikos yang kemudian menjadi pelabuhan penting di pesisir Mediterania. Dalam mitologi Yunani, Monoikos diasosiasikan dengan Herkules, pahlawan mitos yang konon pernah melewati wilayah ini. Penghormatan terhadap Herkules pun abadi melalui penamaan pelabuhan utama Monako sebagai Port Hercule.

Wilayah ini juga pernah disinggahi Julius Caesar usai Perang Galia sebelum menuju Yunani. Namun, runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada 476 Masehi membuat Monako rentan terhadap serangan bangsa Saracen dan suku-suku barbar. Setelah Saracen diusir pada 975, penduduk Ligurian kembali merebut dan menghuni wilayah ini.

Pada 1215, Genoa membangun benteng di atas Batu Karang Monako, memulai era penting dalam sejarah negara ini. Perang saudara di Genoa memaksa banyak keluarga pelarian menetap di Monako, termasuk keluarga Grimaldi. François Grimaldi, dengan siasat menyamar sebagai biarawan Fransiskan, berhasil merebut benteng tersebut pada 1297. Sejak saat itu, Dinasti Grimaldi menjadi penguasa Monako hingga kini.

Monako sempat diakui sebagai wilayah independen oleh Raja Charles VIII dari Prancis pada 1489, meski berulang kali menghadapi upaya perebutan dari Genoa. Pada abad ke-16, Monako harus menerima proteksi Spanyol, hingga pada masa Pangeran Honoré II, aliansi dengan Prancis kembali dijalin melalui Perjanjian 1641 yang menegaskan kedaulatan Monako.

Revolusi Prancis menjadi periode sulit bagi keluarga Grimaldi. Aset kerajaan disita, istana diubah menjadi rumah sakit dan penampungan warga miskin, sementara anggota keluarga kerajaan sempat dipenjara. Monako direbut pasukan Revolusioner pada 1793, sebelum dikembalikan pada 1814 pasca kejatuhan Napoleon. Kongres Wina kemudian menempatkan Monako di bawah proteksi Kerajaan Sardinia hingga 1860.

Dengan hilangnya wilayah Menton dan Roquebrune pada 1861—yang sebelumnya menyumbang 95 persen wilayah Monako—Negara Kecil ini harus memutar otak untuk bertahan. Solusi brilian muncul melalui pendirian kasino dan resor mewah di Monte Carlo pada 1863. Kasino Monte Carlo terbukti menjadi motor ekonomi baru bagi Monako, diikuti pembangunan hotel mewah Hôtel de Paris (1864) dan pembukaan jalur kereta ke Prancis pada 1868.

Pada masa Pangeran Albert I, Monako pun menorehkan jejak di dunia ilmiah dengan mendirikan Museum Oseanografi pada 1910, yang kemudian dipimpin Jacques-Yves Cousteau selama puluhan tahun. Pada 1911, Monako juga memiliki Konstitusi pertama, memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Di era modern, Monako di bawah pemerintahan Pangeran Rainier III (1949–2005) berkembang pesat menjadi destinasi wisata mewah, pusat keuangan, dan tuan rumah Grand Prix Formula 1 yang ikonik. Pernikahannya dengan aktris Hollywood Grace Kelly pada 1956 membawa sorotan internasional, memperkuat citra Monako sebagai negeri bangsawan nan glamor.

Monako resmi menjadi anggota PBB pada 1993. Meski tidak tergabung dalam Uni Eropa, Monako menggunakan mata uang euro sejak 2002. Pada 2002, konstitusi juga direvisi agar keturunan perempuan dapat mewarisi takhta, dan memperkuat keberlanjutan Dinasti Grimaldi.

Fakta unik Monako
Sebagai negara terkecil kedua di dunia setelah Vatikan, Monako memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Iklimnya mediterania dengan suhu rata-rata tahunan sekitar 16°C, menjadikannya ideal bagi wisatawan sepanjang tahun.

Monako dikenal luas sebagai surga pajak karena tidak mengenakan pajak penghasilan bagi warganya maupun perusahaan internasional yang bermarkas di sana. Namun, Monako sempat masuk daftar hitam OECD pada 2002 sebagai surga pajak yang tidak kooperatif. Status itu dicabut pada 2009 setelah Monako berkomitmen pada transparansi keuangan.

Hingga saat ini, Monako terus memikat wisatawan dengan keindahan pelabuhan Port Hercule, sirkuit balap jalan raya, kasino Monte Carlo, serta bangunan bersejarahnya yang terawat. Keberhasilan mempertahankan kedaulatan, kemakmuran ekonomi, serta warisan budaya menjadikan Monako contoh unik negara kecil yang mampu bersaing di kancah global.

Baca juga: Daftar 10 negara terkecil di dunia berdasarkan luas wilayah

Baca juga: Maladewa, negara dengan luas wilayah terkecil di Asia

Baca juga: Singapura, negara dengan luas wilayah terkecil di Asia Tenggara

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |