Saatnya UMKM naik kelas lewat literasi keuangan yang cerdas

1 month ago 12

Jakarta (ANTARA) - Awal Agustus 2025 menjadi momen berbeda bagi tiga puluh pelaku UMKM di Banyuwangi. Selama dua hari penuh, mereka duduk di ruangan yang sama, saling berbagi cerita usaha, bertanya, dan mencoba memahami hal yang selama ini kerap mereka lewatkan, apalagi kalau bukan soal keuangan yang terkelola dengan benar.

Tidak ada teori rumit yang membuat kening berkerut. Yang dibicarakan justru hal-hal yang mereka temui setiap hari yaitu menghitung pengeluaran yang kadang tak tercatat, menjaga arus kas agar tidak tersendat, sampai mengenali sumber pembiayaan yang selama ini terdengar asing.

Ini pengalaman yang pasti baru dan berbeda bagi mereka, sebab setelah ini berlalu, mereka diharapkan menjadi pelaku usaha yang benar-benar paham urgensi manajemen keuangan yang profesional dan terkelola dengan rapi.

Peserta lokakarya ini memang sudah dipilih dengan pertimbangan mereka punya dasar pengetahuan yang cukup. Karena itu, pembahasan bisa langsung mengupas masalah nyata yang relevan.

Kegiatan ini lahir dari kerja sama Kementerian Keuangan RI, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, dan CPA Australia, .

Dari pihak kementerian, hadir Direktorat Stabilitas Sistem Keuangan dan Sinkronisasi Kebijakan Sektor Keuangan yang memaparkan beragam opsi pembiayaan.

Bagi banyak pelaku usaha kecil, ini bukan sekadar daftar pinjaman, tetapi pengetahuan untuk menimbang mana yang aman dan mana yang berisiko.

Sebab sampai sejauh ini banyak UMKM yang mengakses modal tapi sekadar berani meminjam semata. Belum sampai pada pengetahuan tentang mana yang aman, mana yang berisiko, dan bagaimana mengelolanya agar tak menjadi beban di kemudian hari.

Banyuwangi dipilih bukan kebetulan. Daerah ini sudah lama dikenal sebagai salah satu rumah bagi UMKM kreatif mulai dari kuliner tradisional, kopi, hingga kerajinan tangan. Di pasar, di gang-gang kampung, geliatnya terasa.

Siti Rofiah, pemilik usaha makanan ringan, mengatakan pelatihan ini seperti membuka ruang baru. “Saya jadi lebih yakin untuk mencoba langkah yang selama ini ragu saya ambil,” ujarnya.

Baginya, mengerti soal keuangan bukan cuma soal mencatat angka, tetapi juga soal keberanian mengambil keputusan untuk berkembang.

Bagi CPA Australia, inilah kali pertama mereka terjun langsung menggelar pelatihan bagi UMKM di Indonesia. Organisasi ini memang telah lama aktif di kawasan ASEAN dan mendukung profesi akuntansi di Indonesia sejak 2011, tetapi fokus pada UMKM menjadi langkah baru.

Baca juga: PNM dan Menko PM perkuat kompetensi pekerja migran menuju Indonesia Emas 2045

Kepala Regional CPA Australia untuk Asia Tenggara, Priya Terumalay, menyebut kolaborasi ini selaras dengan upaya memperkuat kapasitas finansial di kawasan. Menurutnya, pelaku UMKM Indonesia memiliki potensi besar jika dibekali panduan yang tepat.

Optimisme ini didukung data. Survei Tahunan Usaha Kecil Asia-Pasifik oleh CPA Australia mencatat, 2024 menjadi tahun dengan prospek pertumbuhan terbaik dalam lima tahun terakhir.

Sebanyak 83 persen pelaku usaha kecil di Indonesia melaporkan pertumbuhan positif, sebagian besar digerakkan oleh generasi muda yang akrab dengan teknologi. Potensi itu ibarat bara yang sudah menyala, yang diperlukan adalah cara menjaga nyalanya.

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |