Jakarta (ANTARA) -
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dr. Andhika Respati Sp.KO mengatakan menari secara rutin mampu meningkatkan VO2max yang merupakan indikator kemampuan tubuh bisa meningkatkan penggunaan oksigen dengan lebih efisien dan efektif.
“Dance (menari) itu ternyata secara ilmiah sudah terbukti, jadi dia bisa meningkatkan ambilan oksigen kita atau VO2max lah ya,” kata Andhika dalam diskusi kesehatan daring yang diikuti dari Jakarta, Jumat.
Andhika mengatakan meningkatnya VO2max dari gerakan tari tersebut memiliki manfaat memperkuat fungsi paru-paru sehingga membantu terhindar dari masalah pernafasan.
“Dengan fungsi paru jadi lebih baik, dia bisa bernafas dengan lebih optimal maka akan lebih mudah untuk bekerja dan beraktivitas,” ujar dokter lulusan Universitas Indonesia itu.
Andhika menilai pola hidup masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi membuat aktivitas fisik semakin berkurang. Akibatnya, rentan terhadap masalah kesehatan.
“Selain karena faktor lain karena makanan apa segala macam. Kita bisa katakan faktor gerak juga sangat mempengaruhi nih imun seseorang,” imbuh dia.
Baca juga: Ribuan penari meriahkan acara Indonesia World Dance Festival 2025
Andhika mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan minimal 75 menit aktivitas fisik berintensitas sedang ke tinggi setiap minggu.
Menurut dia, menari termasuk olahraga intensitas tinggi, dengan durasi 15 menit per hari, dinilai cukup untuk memenuhi rekomendasi WHO.
Menari, lanjut Andhika, tidak hanya berdampak pada kekuatan fisik, tetapi juga meningkatkan sistem imun tubuh, merangsang kerja sel darah putih.
“Jadi lebih kuat karena ikutan pelatih sama tariannya, enggak cuma pada kekuatannya doang, tapi juga di sistem imun secara keseluruhannya. Akhirnya enggak gampang sakit seperti batuk,” tutur dia.
Baca juga: Hari Tari Internasional, 68 sanggar ikuti IWDF 2025
Baca juga: Ratusan penari ramaikan Tulungagung World Dance Day di Tugu Kartini
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.