Jakarta (ANTARA) - Rumah BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mampu membawa Kopi Lelet Pandawa di daerah itu menembus pasar nasional.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, Rumah BUMN di Kabupaten Rembang (RB Rembang) yang dikelola oleh anak usaha SIG yakni PT Semen Gresik, berhasil mendorong Kopi Lelet Pandawa mencatatkan pertumbuhan bisnis yang signifikan.
"Di balik aroma khas kopi yang mengepul di tiap cangkirnya, Kopi Lelet Pandawa hadir sebagai cerita keberhasilan pemberdayaan ekonomi lokal dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah," kata Vita sebagaimana keterangan di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, produk UMKM tersebut tidak hanya mempertahankan tradisi minum kopi masyarakat pesisir utara Jawa, tetapi juga membuktikan bahwa produk lokal mampu bersaing secara nasional.
Ia menuturkan, kepedulian terhadap UMKM dilakukan pihaknya melalui pendampingan dan pembinaan di RB Rembang, guna melahirkan pengusaha-pengusaha sukses yang ikut berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi daerah dan membuka lapangan pekerjaan.
Baca juga: Rumah Indonesia promosikan kopi, coklat Nusantara di Paris
Dia menyebutkan, sejak beroperasi pada 2020, Rumah BUMN SIG di Rembang telah mendampingi 495 UMKM naik kelas yang diikuti dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 1.869 orang.
"Pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan lapangan kerja dan mendorong kewirausahaan, serta pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” tutur Vita.
Mohammad Totok Wahyudi (42) pemilik usaha Kopi Lelet Pandawa di Desa Sendangagung, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, bersyukur menjadi bagian dari RB Rembang sejak tahun 2020.
Pria yang kerap disapa Totok ini mengaku RB Rembang berperan besar mendorong pertumbuhan Kopi Lelet Pandawa melalui pelatihan manajemen, penguatan branding, serta perluasan pasar digital yang mampu meningkatkan daya saing dan kinerja usaha secara signifikan.
Baca juga: Indonesia pamerkan kopi dan produk makanan sehat di Manila
“Dulu saya hanya berangkat dari semangat ingin menjaga tradisi minum kopi di pesisir Kabupaten Rembang. Namun setelah bergabung dengan RB Rembang, kami mendapatkan banyak pelatihan, peluang untuk promosi, hingga perluasan jejaring usaha, yang justru membuat saya lebih termotivasi untuk terus melangkah maju,” ujarnya
Totok mengungkapkan, usaha yang dirintis sejak Oktober 2019 silam dengan modal awal Rp25 juta itu, kini telah mengalami banyak perkembangan dari segi pemasaran.
Berbekal alat sangrai kopi sederhana, Totok mulai mengenalkan kopi racikannya yang khas kepada kerabatnya, lalu memasarkan di toko kelontong dan pasar tradisional secara mandiri.
Saat ini, Totok menjalankan usaha dengan dibantu 14 orang karyawan yang merupakan warga Desa Sedangagung, mulai dari proses produksi kopi, pengemasan, hingga distribusi.
Baca juga: BRI dan Rumah BUMN cetak UMKM siap ekspor: Kisah sukses Baker’s Gram
Kopi Lelet Pandawa tidak hanya dipasarkan di wilayah Rembang, tapi juga menjangkau pasar yang lebih luas seperti Blora, Pati, Kudus, Jepara, Demak, hingga Tuban di Jawa Timur. Bahkan dengan peran e-commerce, Totok mampu menjangkau pemasaran hingga Provinsi Jawa Barat, Kalimantan dan Bali.
Dengan kualitas premium dan racikan otentik tanpa campuran seharga Rp19 ribu per bungkusnya, Kopi Lelet Pandawa kini mampu menjual hingga 2.100 bungkus per hari dan meraih omzet rata-rata Rp30 juta per hari.
"Banyak sekali manfaat yang saya rasakan semenjak menjadi bagian dari RB Rembang. Bahkan, kami dibantu membangun jaringan dengan sesama pegiat UMKM," kata Totok.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025