Koridor perdagangan utama di China alami peningkatan konektivitas

2 hours ago 1

Nanning (ANTARA) - Melalui Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, beragam produk dari negara-negara anggota ASEAN, mulai dari karet Vietnam dan Indonesia hingga beras Kamboja dan kelapa Thailand, terus memasuki pasar China.

Sementara itu, produk-produk China, seperti bahan kimia baru dan suku cadang mobil, dikirim ke luar negeri melalui transportasi intermoda kereta-laut di sepanjang koridor tersebut. Produk-produk itu mencakup puluhan kategori, termasuk produk elektronik, kendaraan unit utuh dan suku cadang, mesin, serta makanan, lapor Xinhua pada Senin,

Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, sebuah jaringan logistik utama yang menghubungkan wilayah barat China dengan pasar global, telah mengangkut lebih dari 1 juta TEU (twenty-foot equivalent unit) kargo sepanjang tahun ini. Pencapaian ini menggarisbawahi peran transformatif koridor tersebut dalam meningkatkan konektivitas regional dan efisiensi perdagangan.

Selama bertahun-tahun, koridor itu telah menyaksikan perluasan keterbukaan China yang berkelanjutan di wilayah barat negara tersebut. China terus menjadi mitra dagang terbesar bagi ASEAN selama 16 tahun beruntun, sementara ASEAN telah memegang posisi sebagai mitra dagang terbesar China selama lima tahun berturut-turut.

Dalam delapan bulan pertama tahun ini, total nilai perdagangan antara China dan ASEAN mencapai 4,93 triliun yuan (1 yuan = Rp2.330) atau setara sekitar 693,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.578), menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China.

Efisiensi koridor perdagangan tersebut menjadikannya sebagai rute pilihan bagi para pelaku bisnis. Menurut Lin Zheng, manajer logistik Chongqing Wankai New Material Technology Co., Ltd., pengiriman melalui Pelabuhan Qinzhou di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, via koridor tersebut mengurangi durasi pengangkutan hingga sekitar 10 hari dibandingkan dengan pelabuhan-pelabuhan di wilayah timur, secara signifikan meningkatkan kepuasan para klien internasional mereka.

Perusahaan itu mengekspor 93.000 ton barang pada paruh pertama 2025, meningkat 24 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Xie Gongyin, manajer logistik senior di Huafeng Group, menyoroti dampak ekonomi dari koridor tersebut. "Ekspor kontainer kami melonjak dari beberapa ratus per tahun pada 2019 menjadi hampir 7.000 hanya dalam enam bulan tahun ini. Transportasi kereta ke Pelabuhan Qinzhou memangkas biaya logistik hingga 10 persen dan memastikan layanan yang andal terlepas dari kondisi cuaca," ujar Xie.

Sebagai pusat utama transportasi intermoda kereta-laut di sepanjang koridor tersebut, Stasiun Timur Pelabuhan Qinzhou berfungsi sebagai gerbang yang penting, mengirimkan produk-produk buatan China ke pasar global sekaligus menerima barang-barang dari seluruh dunia untuk masuk ke pasar China. Stasiun itu telah menangani lebih dari 10,57 juta ton kargo sepanjang tahun ini, meningkat 29,7 persen (yoy). Secara spesifik, ekspor mobil melalui Pelabuhan Qinzhou mengalami pertumbuhan signifikan.

Berbicara tentang peningkatan infrastruktur, Zhao Jian, wakil kepala stasiun tersebut, mengatakan bahwa platform-platform itu dimodifikasi untuk menangani kendaraan, sehingga memungkinkan mobil-mobil buatan China diekspor secara efisien ke pasar di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Stasiun tersebut mencatat rekor dengan 706 loading barang harian dan 1.375 operasional penanganan setiap harinya.

Menurut otoritas perkeretaapian, koridor perdagangan tersebut saat ini mengoperasikan 24 rute pengiriman barang terjadwal, membentuk jaringan yang efisien dengan Pelabuhan Teluk Beibu di Guangxi sebagai gerbang maritim utama serta Chongqing dan Chengdu di China barat daya sebagai pusat operasional utama, menghubungkan kota-kota besar di seluruh China barat.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |