Bandung (ANTARA) - Sebanyak 45 pelajar di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, harus mendapat perawatan medis setelah mengalami gejala mual dan muntah, diduga usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) pada jam makan siang, Senin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat Nurul Rasihan mengatakan pihaknya menerima laporan adanya dugaan keracunan massal sekitar pukul 13.00 WIB.
“Kalau yang masih info terakhir ada 40 hingga 45 (siswa) tadi (antara) jam 13.00 hingga pukul 14.00 WIB, soalnya nambah lagi,” kata Nurul saat dikonfirmasi di Bandung, Senin.
Baca juga: BGN paparkan hasil pemetaan, 4.700 porsi MBG picu gangguan kesehatan
Para siswa yang terdampak berasal dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK. Berdasarkan informasi sementara, paket Program MBG yang dikonsumsi siswa di Cipongkor bersumber dari salah satu dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Sementara satu dapur MBG, katanya (untuk). Awalnya SMA masuk dulu (paket MBG), kemudian masuk lagi (untuk) SMP, nah sekarang ada info SD. Cuma SMA mana, SD mana, saya belum tahu, belum detail,” ujarnya.
Menurut dia, petugas Dinkes Bandung Barat telah dikerahkan ke lokasi untuk memastikan kondisi siswa serta menelusuri penyebab dugaan keracunan tersebut.
Baca juga: BGN bentuk tim investigasi percepat penanganan kasus keracunan MBG
“Kalau nggak salah SMA dulu (yang mengalami) keluhan mual dan muntah. Datanya ini belum final,” kata dia.
Ketua Yayasan SMK Pembangunan Bandung Barat Erik Zainudin menduga sejumlah makanan pada menu MBG yang dikonsumsi siswa terindikasi telah basi, berupa nasi, daging ayam, tahu, hingga sepotong buah.
"Dari keterangan anak-anak, pas dibuka kayanya ayamnya yang basi, asam, warnanya juga agak beda," katanya.
Baca juga: BPOM: Bakteri Salmonella di lauk picu keracunan MBG Belitung Timur
Baca juga: Kepala BGN tanggapi pernyataan Menkeu soal anggaran MBG
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.