Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyoroti fenomena masyarakat yang masih memilih berangkat umrah ke Tanah Suci melalui negara tetangga Singapura dan Malaysia.
Menurut Ansar, hal ini perlu dievaluasi pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait agar seluruh jamaah Indonesia dapat diberangkatkan dari negara sendiri.
“Kami berharap biaya umrah lebih terjangkau, termasuk penghapusan pajak tambahan, sehingga masyarakat benar-benar dapat melaksanakan ibadah melalui fasilitas resmi di Indonesia,” kata Ansar usai membuka kegiatan Safari Haji yang digelar Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Bank Riau Kepri (BRK) Syariah di Aula Wan Seri Beni, Pulau Dompak, Tanjungpinang, Senin.
Baca juga: AMPHURI: Kementerian Haji jadi jawaban atas tantangan haji dan umrah
Ansar juga mendorong agar Kepri, khususnya Batam, dapat menjadi salah satu embarkasi haji dan umrah pada masa depan.
Menurutnya, Bandara Internasional Hang Nadim Batam memiliki landasan pacu sepanjang 4.025 meter, salah satu yang terpanjang di Indonesia.
"Ini sangat memadai untuk penerbangan pesawat besar, sehingga efisien jika Batam dijadikan titik keberangkatan langsung jamaah haji dan umroh,” ujar Ansar.
Baca juga: Menelaah implikasi fiskal di era baru tata kelola haji
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Ansar turut menekankan pentingnya pengelolaan dana haji yang aman, produktif, dan memberi manfaat nyata bagi umat.
Dia mengapresiasi BPKH dan BRK Syariah yang telah bersinergi dalam meningkatkan literasi keuangan haji, sekaligus membuka akses lebih luas bagi masyarakat.
“Safari Haji ini bukan hanya wadah sosialisasi, tetapi juga upaya memperkuat ekosistem perhajian di Kepri. Dengan komitmen bersama, Kepri siap berperan lebih besar dalam mendukung penyelenggaraan haji dan umrah nasional,” ucap Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Baca juga: Kementerian Haji segera wujudkan perbaikan layanan
Pewarta: Ogen
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.