Jakarta (ANTARA) - Program Remaja Bernegara (RBN) yang diluncurkan Partai NasDem pada Sabtu (15/2) dinilai memberikan pendidikan berpolitik secara utuh terhadap para remaja.
"Pendidikan politik untuk anak usia 13-19 tahun ini memang sudah selayaknya dilakukan untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan memberikan pemahaman tentang politik secara utuh," kata Ketua DPP Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dalam program Remaja Bernegara, lanjut dia, para peserta diposisikan seolah-olah menjadi anggota parlemen. Di antara mereka juga bertindak sebagai kepala daerah dan tokoh masyarakat.
Baca juga: NasDem perkenalkan remaja dunia politik dengan cara menyenangkan
"Mereka melakukan simulasi rapat parlemen. Seperti rapat dengar pendapat (RDP) yang dihadiri kepala daerah dan masyarakat yang melapor dan berkeluh-kesah. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi rapat pleno parlemen," ujarnya.
Sehingga, kata dia, para peserta menjadi mengerti tentang sebuah isu di masyarakat dan bagaimana kemudian menjadi kebijakan.
"Memahami bagaimana kebijakan itu akhirnya diketok sangatlah penting. Sebab, para remaja akan menyadari bahwa semua isu secara nasional bisa sampai meja para pengambil kebijakan akan terealisasi manakala orang-orang yang mereka percayakan mampu bekerja dengan baik, baik itu anggota DPR maupun kepala daerah," tuturnya.
Baca juga: Remaja Bernegara berikan edukasi tanpa tendensi politik praktis
Hal itulah yang menjadi pendidikan politik yang sangat penting. Praktik sederhana tetapi membuat mereka menyadari bagaimana sebuah kebijakan diambil.
"Jadi, praktek simulasi parlemen seperti ini belum pernah dilakukan partai lain. Partai NasDem telah bertanggung jawab terhadap pendidikan politik anak muda. Inilah yang sangat membanggakan menurut saya," kata Taufiqulhadi.
Partai NasDem terus menggembleng generasi muda tentang pendidikan politik melalui Program Remaja Bernegara (BRN) sesi kedua yang dilaksanakan di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (22/2).
Baca juga: Program Remaja Bernegara NasDem jadi "lab politik" bagi generasi muda
"Untuk sesi kedua ini diikuti peserta berusia 13-15 tahun, sedangkan sesi sebelumnya untuk 16-19 tahun. Kami melakukan pembagian ini secara bergantian," kata Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP Partai NasDem sekaligus Ketua Panitia Lathifa Al Anshori dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (23/2).
Program yang dimulai sejak 15 Februari 2025 dan berakhir pada 22 April 2025 itu dibagi menjadi dua kategori usia, yaitu 13-15 tahun dan 16-19 tahun, sehingga diharapkan materi dapat lebih mudah diserap oleh masing-masing kelompok usia.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025