Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjamin pertarungan di zona degradasi Liga 1 Indonesia yang kini menyisakan empat pertandingan lagi akan berjalan bersih tanpa ada match fixing.
"Kita harus percaya kualitas wasit kita. Dan tadi yang saya bilang, kalau ada match fixing kita gigit," kata Erick ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Selasa.
"Toh kemarin kita lihat Semen Padang dua kali menang, 3-2 (lawan PSIS) dan yang luar biasa 2-0 sama Persija," tambah dia.
Kini, memasuki tahap akhir kompetisi, Semen Padang (28 poin), PSIS Semarang (25 poin), dan PSS Sleman (22 poin) menjadi tim yang dimungkinkan turun kasta karena berada di zona degradasi.
Namun, selain tiga tim itu, empat tim di atasnya, Barito Putera (29 poin), Persis Solo (32 poin), Madura United (33 poin), dan Persik Kediri (36 poin) juga belum aman karena posisi mereka masih bisa turun apabila tak meraih hasil maksimal di empat pertandingan tersisa.
Baca juga: PSIS Semarang pecat pelatih Gilbert Agius
"Artinya apa? Ini mendapatkan sebuah hasil yang maksimal untuk klub seperti Semen Padang. Nah, klub-klub yang lain, saya lihat ada Madura, ada Persis juga, menghasilkan rekor-rekor yang ini. Ini selama itu hasilnya tidak ada match fixing, ya its oke," jelas dia.
Sementara itu, satu hari sebelumnya, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus mengatakan sudah mengantisipasi dengan berbagai cara agar pertarungan di zona degradasi tetap berjalan adil.
"Pertama, kami juga sudah melakukan koordinasi terhadap keamanan yang lebih ketat karena fase krusial ini banyak intrik-intrik," katanya.
“Kami juga berkoordinasi dengan PSSI terkait dengan wasit. Kami sudah mohon wasit agar partai-partai krusial tadi dipimpin sama wasit yang lebih konstruktif, lebih tegas, lebih kualitasnya baik,” lanjut dia.
Baca juga: Madura United tekuk Persik 2-1 di Bangkalan
Baca juga: Bruno perpanjang rekor Arema tak pernah bisa kalahkan Persebaya
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025