Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis dari Universitas Atma Jaya Giftania Grace, M.Psi., Psikolog, mengatakan perlunya menyeimbangkan waktu antara tanggung jawab inti dan memberi kesenangan diri agar dapat memberi energi positif sehingga kualitas hidup tetap terjaga.
"Mengutamakan hal-hal yang menyenangkan tidak dapat disamakan dengan mengabaikan tanggung jawab atau bentuk pelarian dari sebuah masalah. Kesehatan mental justru terjaga ketika seseorang mampu menyeimbangkan antara kewajiban sehari-hari dengan kebutuhan pribadi," kata Giftania kepada ANTARA, Kamis.
Ia mengatakan melakukan aktivitas yang disenangi merupakan salah satu cara sehat untuk menjaga keseimbangan psikologis. Kegiatan yang memberi rasa senang, relaksasi, atau yang memberi makna pribadi dapat menurunkan tingkat stres, meningkatkan suasana hati, serta memperkuat resiliensi.
Psikolog dari Personal Growth itu juga mengatakan disela kegiatan sehari-hari, memberi ruang untuk diri menikmati hobi, berkumpul dengan orang terdekat, atau beristirahat bukanlah hal yang egois, melainkan bagian dari perawatan diri yang esensial untuk kesehatan mental.
Baca juga: Jangan remehkan, ini dampak kurang tidur bagi kesehatan tubuh & mental
Namun melakukan kegiatan yang menyenangkan bukan sebagai alasan untuk justru lari dari sebuah masalah dan melupakan hal yang menjadi kewajiban inti seseorang.
"Aktivitas yang menyenangkan sebaiknya ditempatkan sebagai salah satu strategi pemulihan dan pemeliharaan mental, bukan sebagai dalih untuk menghindar. Bijaknya, seseorang tetap berfokus pada tanggung jawab inti, sambil menyisihkan waktu untuk kegiatan yang memberi energi positif agar kualitas hidup tetap terjaga," katanya.
Giftania mengatakan pentingnya keseimbangan diri juga sebagai cara menjaga psikologis agar tidak mengalami gangguan kesehatan mental yang dapat memengaruhi fungsi sehari-hari.
Ia pun menekankan jika saat melakukan aktivitas yang tadinya menyenangkan berubah jadi hilang minat, suasana hati tidak stabil atau muncul rasa sedih dan kehampaan baiknya mencari pertolongan profesional seperti psikolog dan psikiater.
"Konsultasi dengan psikolog atau psikiater tidak hanya membantu memahami apa yang sedang dialami, tetapi juga memberikan strategi penanganan yang tepat agar kondisi tidak berkembang menjadi lebih parah," kata Giftania.
Baca juga: Mendorong literasi kesehatan remaja, investasi masa depan bangsa
Baca juga: 5 manfaat kopi untuk mental: Dari fokus hingga mendukung daya ingat
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.