Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, pemerintah memiliki anggaran Rp750 miliar untuk membangun Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Ahmad Koswara mengatakan, terdapat 10 zona yang akan di bangun oleh pemerintah untuk mendorong pemenuhan kebutuhan akan garam industri melalui pengelolaan yang mengintegrasikan proses produksi dari hulu ke hilir.
"Kita baru bisa sampaikan, bahwa kita punya anggaran untuk di Rote ini Rp750 miliar. Jadi nanti akan dipakai untuk membangun, menyelesaikan zona 1 plus infrastruktur di seluruh zonanya," ujar Koswara dalam jumpa pers di kantor KKP, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, pemerintah akan mengembangkan zona 1 secara menyeluruh, baik dari infrastruktur sampai fasilitas pabrik dengan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan PT Garam yang akan menjadi operatornya.
Lebih lanjut, kata Koswara, pemerintah akan membuka kesempatan bagi investor untuk masuk ke zona lainnya.
KKP menyiapkan lahan-lahan yang dapat diolah untuk para investor baik dalam dan luar negeri.
"Kalau zona lain, kita hanya menyiapkan lahan. Lahan yang siap penuh. Nah nanti mereka mau membuat tambahnya seperti apa metodenya, mau membuat pabriknya bagaimana, itu terserah dari investor mereka," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Garam Abraham Mose mengatakan bahwa saat ini sudah terdapat beberapa investor dari dalam dan luar negeri yang tertarik untuk membangun pabrik di kawasan industri garam.
Namun demikian, Abraham mengatakan belum bisa memberikan detail-nya lantaran masih harus berhitung terkait bisnis.
"Luar negeri karena dengan ditutup impor, sudah banyak juga yang berminat untuk ikut (investasi) dan kita terbuka," ucapnya.
Ia juga mengatakan, Kawasan Sentra Industri Garam Nasional mampu menyerap hingga puluhan ribuan tenaga kerja, sehingga terjadi perputaran ekonomi yang tinggi di wilayah tersebut.
Pembangunan K-SIGN akan dilakukan melalui pendekatan ekstensifikasi terpadu, mencakup pembangunan tambak garam modern, fasilitas gudang dan pengolahan, serta penataan kelembagaan dan kerja sama produksi. Pembangunan ini dijadwalkan berlangsung selama dua tahun dengan tahapan kerja yang rinci dan terukur.
Tahapan pembangunan mencakup perencanaan dan persiapan lahan, perizinan, pembangunan infrastruktur, pembentukan kelembagaan, hingga uji coba operasional produksi garam tahap I dan II.
Kawasan yang ditetapkan mencakup lahan seluas 10.764 hektare, tersebar di 13 desa di tiga kecamatan yaitu Landu Lenko, Pantai Baru, dan Rote Timur, serta wilayah perairan di Teluk Pantai Baru.
Ketiga lokasi dipilih berdasarkan ketersediaan lahan potensial dan dukungan ekosistem pesisir untuk mendukung proses produksi garam secara efisien dan berkelanjutan.
Baca juga: Tiga kerja sama jadi kunci capai sentra industri garam di Rote Ndao
Baca juga: Rote Ndao siap jadi Sentra Industri Garam Nasional, akhiri impor
Baca juga: KKP petakan lahan Rote Ndao untuk sentra garam industri
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025