Jakarta (ANTARA) - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melakukan sejumlah upaya mitigasi, termasuk audit investigasi, guna merespon isu keamanan pangan, terkait pembatasan ekspor sarang burung walet ke China.
Deputi Bidang Karantina Hewan Barantin Sriyanto mengatakan pemerintah China melalui General Administration of Customs of the People's Republic of China/ GACC (Administrasi Umum Kepabeanan Republik Rakyat Tiongkok), saat ini menerapkan batas maksimal kandungan aluminium dalam produk sarang burung walet Indonesia, sebagai salah satu faktor keamanan pangan yang mutlak untuk dipenuhi yaitu sebesar 100 mg/kgm (ppm – part per million).
"Tentu ini sangat merugikan Indonesia, karena sebenarnya ketentuan tersebut belum disepakati oleh pemerintah Indonesia sebagai mitra dagang utamanya dalam produk sarang burung walet," ujar Sriyanto dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Akibat standar batas tersebut, lanjut Sriyanto, 11 perusahaan dalam negeri telah dikenai sanksi oleh GACC berupa penghentian sementara izin ekspor produk sarang burung walet ke China.
Ia menyampaikan, standar batas maksimal tersebut diterapkan oleh pemerintah China dalam rangka memberikan jaminan atas isu keamanan pangan dengan metode generalisasi dan belum disepakati oleh pemerintah Indonesia.
"Pemerintah melalui Barantin, sesuai arahan Kepala Barantin Sahat M Panggabean, terus mendorong penyelesaian permasalahan tersebut, kita juga melakukan dua langkah strategis yaitu penyelesaian jangka pendek dan jangka panjang," kata Sriyanto.
Lebih lanjut, penyelesaian jangka pendek dilakukan melalui audit investigasi keamanan pangan pada pemrosesan produk sarang burung walet dan mengkoordinasikan hasil kesimpulan audit kepada GACC.
Audit investigasi terhadap jaminan keamanan pangan pada sembilan perusahaan telah selesai dilaksanakan dan berada dalam tahap verifikasi oleh pemerintah China melalui GACC.
Hasil audit terhadap 9 perusahaan tersebut secara bertahap telah diserahkan ke GACC yaitu pada tanggal 20 Juni, 11 Juli dan 17 September. Sedangkan dua perusahaan lainnya sedang berlangsung.
Selain itu, Barantin juga menerapkan kebijakan seperti pengujian kandungan aluminium pada setiap pengiriman produk sarang burung walet ke China dengan menggunakan metode ICP-MS yang mengacu kepada standar keamanan pangan pemerintah China, GB 5009; 268-2016, serta pengenaan SOP tertentu kepada raw matterial dari rumah burung walet tertentu yang diketahui secara alami mengandung kadar aluminium yang tinggi.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka mitigasi risiko ditemukannya kadar aluminium yang berlebih dalam produknya. Salah satu di antaranya adalah penghilangan bagian kakian sarang burung walet yang merupakan bagian perlekatan dengan dinding yang diketahui sebagai sumber kadar aluminium yang tinggi.
Barantin mengimbau kepada seluruh eksportir sarang burung walet ke China untuk melaksanakan uji laboratorium sebagai screening terhadap kualitas raw matterial dikaitkan dengan kandungan aluminium.
Jangka panjangnya, Barantin sedang menyusun kajian kandungan aluminium pada raw matterial sarang burung walet dengan berbagai kondisi ekosistem yang menjadi latar belakang tempat produksinya.
Sebanyak 907 sampel sudah diambil dan 880 sampel sudah diselesaikan pengujian kadar aluminiumnya dengan menggunakan metode ICP-MS berdasarkan GB 5009; 268-2016.
Hasil kajian tersebut akan dipergunakan sebagai bahan dalam melaksanakan bilateral meeting dengan pemerintah China dalam penentuan batas maksimal kandungan aluminium pada produk sarang burung walet.
Barantin juga mendorong pelaku usaha untuk dapat menggunakan alternatif negara tujuan ekspor yang juga selama ini telah menjadi tujuan ekspor sarang burung walet Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia, Vietnam, Malaysia, Kanada, Jepang, Perancis, dan Hong Kong.
Sriyanto menyebut peluang tersebut patut dicoba dengan melihat fakta bahwa harga sarang burung walet yang di ekspor ke China dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sedangkan biaya produksi untuk pemenuhan persyaratan jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan biaya produksi ke negara lain.
"Kami pemerintah tentu bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga terkait, sesuai dengan Agenda Prioritas Presiden Prabowo mendorong pelaksanaan hilirisasi produk sarang burung walet yang tentu justru bisa memberikan nilai tambah yang lebih besar," kata Sriyanto.
Baca juga: Sarang burung walet jadi "jembatan" antara Indonesia dan China
Baca juga: Wamendag Roro dorong pemanfaatan produk sarang burung walet di Jepang
Baca juga: 8 manfaat sarang burung walet untuk kesehatan tubuh
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.