Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memberdayakan 43.932 petani dengan total lahan garapan seluas 90.739,56 hektare dan 185 proyek yang tersebar di 17 provinsi melalui program Agrosolution hingga Juni 2025.
VP Pengelolaan Pelanggan Pupuk Kaltim Yusva Sulistyo menyatakan program tersebut merupakan wujud komitmen nyata perseroan untuk mendukung program prioritas pemerintah di bidang ketahanan pangan.
"Program Agrosolution menjadi salah satu wujud komitmen kami dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani," ucapnya di Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan program yang dijalankan di berbagai daerah, termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, hingga Sulawesi Selatan tersebut berhasil meningkatkan produktivitas pertanian rata-rata mencapai 26 persen.
Ia mengatakan pihaknya akan terus memperluas pelaksanaan program tersebut agar semakin banyak petani yang merasakan dampak positif berupa peningkatan hasil pertanian dan kesejahteraan.
"Kami yakin dengan petani yang sejahtera, ketahanan pangan nasional akan terus terjaga," ujar Yusva.
Salah satu petani yang menerima manfaat dari program pemberdayaan Agrosolution tersebut adalah Hadi Sugianto, yang kini menggarap enam hektare lahan padi di Desa Bukit Raya, Samboja, Kalimantan Timur.
Hadi mengatakan saat ini omzetnya dapat melebihi Rp120 juta setiap kali panen, apalagi jika didukung musim tanam yang bagus, sangat berbeda dibandingkan pendapatannya ketika baru mulai bertani pada 2020.
Di musim panen pertama, ia hanya mampu memanen sekitar 30 persen dari total lahan yang digarap, sehingga penghasilannya hanya cukup untuk menutup biaya produksi dan kebutuhan sehari-hari.
Pada 2024, Hadi pun bergabung sebagai petani binaan dalam program Agrosolution Pupuk Kaltim dan mulai menerapkan konsep pertanian organik menggunakan pupuk hayati ramah lingkungan buatan BUMN tersebut.
"Sudah tiga musim tanam ini saya coba terapkan 25 persen organik. Hasilnya, kalau biasanya saya penyemprotan itu seminggu sekali, sekarang cukup 10 hari sekali," katanya.
Dengan metode tersebut, ia menuturkan produksi yang semula hanya 3 ton per hektare, kini meningkat menjadi 4,5 hingga 6 ton per hektare, bahkan pernah mencapai 7 ton.
"Setelah ikut program Pupuk Kaltim, panen saya meningkat 60-70 persen. Yang awalnya cuma dapat 3 ton per hektare, sekarang bisa sampai 4,5 sampai 7 ton," imbuh Hadi.
Baca juga: Pupuk Kaltim salurkan pupuk subsidi 500.484 ton semester I 2025
Baca juga: PKT kembangkan industri rendah karbon di Bontang
Baca juga: Program MAKMUR Pupuk Kaltim per Mei capai 74 persen dari target
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.