Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Arif Satria mengungkap salah satu prioritas kerjanya setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto yaitu mempercepat pengembangan science-techno park (STP) di daerah-daerah, untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi..
Menurut Arif, science-techno park sebagai badan riset di daerah perlu diperkuat sehingga mereka dapat membantu pemerintah dan industri di sekitarnya untuk mengatasi permasalahan di daerahnya masing-masing.
"Kita tahu, setiap daerah memiliki kekhasan masalah, kekhasan isu yang harus direspons dan disikapi secara spesifik. Oleh karena itu, kalau setiap provinsi memiliki riset dan inovasi yang kuat dan berkolaborasi dengan perguruan tinggi, saya yakin masalah-masalah yang saat ini masih kita hadapi bisa diatasi dengan baik. Oleh karena itu, langkah konkret yang harus kita lakukan adalah bagaimana mempercepat pengembangan dan penguatan science-techno park di setiap daerah," kata Arif Satria menjawab pertanyaan wartawan saat ditemui setelah acara pelantikan Kepala BRIN dan Wakil Kepala BRIN oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Arif Satria, yang saat ini masih aktif sebagai Rektor IPB dan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), yakin keberadaan STP di daerah juga dapat berkontribusi kepada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Setiap daerah kalau memiliki science-techno park itu akan menjadi pilar bagi ekonomi daerah. Kenapa? Karena, science-techno park itu adalah sebuah institusi yang akan menjembatani antara dunia riset dengan dunia industri. Dengan adanya science-techno park daerah, dengan fokus pada bidang keunggulan daerah, Insyaallah masalah-masalah yang ada di daerah ini bisa diselesaikan," sambung Prof. Arif Satria.
Dalam kesempatan yang sama, Arif menambahkan STP di daerah-daerah dapat membantu menjadikan hasil riset dan temuan-temuan sebagai sesuatu yang berdampak dan menjawab kebutuhan pihak lain, termasuk pemerintah daerah dan industri di daerah setempat.
"Fokus kita adalah pada impact (dampak, red.), pada percepatan invensi menjadi inovasi, karena kalau sudah menjadi inovasi berarti artinya sudah diaplikasikan. Nah, percepatan riset menjadi invensi, menjadi inovasi itulah yang harus kita lakukan melalui program penguatan dan pengembangan science-techno park di setiap provinsi. Saya kira saatnya kita, pusat, harus berkoordinasi, berkolaborasi dengan daerah agar benar-benar setiap daerah memiliki kekuatan riset yang handal," ujar Arif Satria.
Arif Satria dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala BRIN di Istana Negara, Jakarta, Senin sore, menggantikan Laksana Tri Handoko.
Pelantikan Arif Satria, yang saat dilantik masih menjabat Rektor IPB, ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 123/P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala dan Wakil Kepala BRIN. Dalam upacara yang sama, Presiden Prabowo juga melantik Laksamana Madya TNI (Purn.) Prof. Amarulla Octavian sebagai Wakil Kepala BRIN.
Baca juga: Dana riset minim, BRIN jajaki kerja sama dengan Danantara, industri
Baca juga: Profil Arif Satria, Rektor IPB yang dilantik menjadi Kepala BRIN
Pewarta: Genta Tenri Mawangi, Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































