Kabupaten Bogor (ANTARA) - Majelis Wali Amanat Institut Pertanian Bogor (MWA IPB) University memastikan proses transisi kepemimpinan kampus berjalan tertib dan sesuai aturan setelah Rektor IPB, Prof Arif Satria, dilantik menjadi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ketua MWA IPB University, Prof Dr Hardinsyah MS, menyampaikan apresiasi kepada Presiden Republik Indonesia atas kepercayaan yang diberikan kepada Prof Arif sebagai salah satu guru besar terbaik IPB University.
“Penunjukan Prof Arif sebagai Kepala BRIN merupakan bentuk penghargaan terhadap kapasitas akademik, kepemimpinan, dan jejaring kerja sama yang dimiliki IPB University,” ujar Prof Hardinsyah di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Ia menambahkan, keluarga besar IPB University mendukung penuh pengabdian Prof Arif dalam jabatan barunya dan berharap kepemimpinannya dapat memperkuat riset serta inovasi nasional yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kami memohon doa dan dukungan pemerintah, sektor swasta, serta seluruh pemangku kepentingan BRIN agar Prof Arif dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Sekretaris MWA IPB University, Dr Rinekso Soekmadi, menegaskan mekanisme pengisian jabatan rektor akan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku di lingkungan MWA IPB University.
“MWA IPB memiliki peraturan yang mengatur tata cara pengisian jabatan rektor apabila terjadi kekosongan jabatan. Prosesnya akan dilaksanakan secara transparan dan sesuai aturan untuk menjamin keberlanjutan kepemimpinan serta tata kelola yang baik,” jelasnya.
Ia memastikan seluruh tahapan transisi akan berjalan tertib dan profesional demi menjaga stabilitas serta kesinambungan akademik dan kelembagaan IPB University.
Baca juga: Presiden Prabowo lantik Prof. Arif Satria sebagai Kepala BRIN
Baca juga: Dana riset minim, BRIN jajaki kerja sama dengan Danantara, industri
Baca juga: Profil Arif Satria, Rektor IPB yang dilantik menjadi Kepala BRIN
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































