Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri mengusulkan untuk membangun laboratorium untuk mempelajari artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Akademi Kepolisian (Akpol) hingga Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK), saat rapat bersama Komisi III DPR RI.
Kepala Lemdiklat Polri Komjen Polisi Chryshnanda Dwilaksana mengatakan laboratorium itu dibutuhkan karena saat ini kepolisian dihadapkan dengan era digital, era penormalan baru, dan era post truth. Nantinya nantinya laboratorium itu berkaitan dengan model smart policing.
"Sehingga pendidikan maupun apa yang terjadi di lapangan ini saling terkait," kata Chryshnanda di kompleks parlemen, Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa keberadaan laboratorium itu sangat penting untuk upaya transformasi Polri, yang tidak hanya mengandalkan pendidikan di kelas. Menurut dia, laboratorium itu bisa dikaitkan dengan studi kasus pemecahan masalah agar mampu menangani isu-isu penting yang terjadi di tengah masyarakat.
Selain itu, dia mengatakan bahwa Polri berupaya untuk membangun sistem pendidikan yang terintegrasi dengan mengedepankan moralitas dan literasi demi mengembangkan ilmu kepolisian.
Saat ini, dia mengungkapkan bahwa sistem pendidikan Polri masih menghadapi sejumlah permasalahan, di antaranya rasio personel Polri yang mengikuti pendidikan lanjutan masih tergolong sedikit yakni 8-10 persen.
Lalu, kata dia, jumlah jam pendidikan dan pelatihan di sekolah-sekolah Lemdiklat Polri masih rendah, yakni di bawah 20 jam pelajaran. Menurut dia, Lemdiklat juga masih membutuhkan pola atau program untuk menerapkan standar integritas pendidik.
"Kami berusaha menggelar bootcamp course yaitu pendidikan singkat yang diamati oleh para ahli untuk meningkatkan kualitas para instruktur yang ada di sekolah," kata dia.
Baca juga: Bareskrim perkirakan nilai gading gajah ilegal sitaan Rp2,3 miliar
Baca juga: Akpol terima lebih banyak peserta didik di tahun 2025
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025