Jakarta (ANTARA) - Organisasi pecinta alam Wanadri bersama Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dan Mahatva (Mapala Pertanian Unpad) melepas kegiatan “Buru Expedition: Rediscover Buru” di aula Kantor Bupati Buru, Namlea, Maluku, Rabu.
Wakil Ketua Umum Expedition Buru Darmanto di Namlea mengatakan, kegiatan pelepasan berlangsung pukul 09.00–11.00 WIT, dihadiri sejumlah pejabat daerah, antara lain Sekda Kabupaten Buru, Asisten II Bupati, Kepala Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Koordinator Pos Basarnas Namlea, Dandim 1506 Namlea, serta tamu undangan lainnya.
Pelepasan ditandai dengan tarian adat Sawat Buru.
“Target penelitian kami antara lain penerbitan jurnal ilmiah, buku populer tentang biodiversitas flora Pulau Buru, hingga risalah kebijakan strategi konservasi,” kata Darmanto dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Pecinta Alam Gorontalo bentangkan Bendera Merah Putih 80 meter
Ekspedisi Buru yang berlangsung April–Oktober 2025 itu meliputi tujuh rangkaian kegiatan, yakni pemanjatan tebing Kaku Mahu setinggi 700 meter, penelitian flora di Gunung Kapalatmada, pendataan sosial budaya, sirkumnavigasi pesisir dengan kayak laut, rehabilitasi mangrove, pelatihan selam bagi masyarakat Buru, serta program kesehatan masyarakat.
Program kesehatan masyarakat dilaksanakan bersama PERDAMI, Basarnas, TNI AU, TNI AD, Kodam Pattimura, Dinas Kesehatan Maluku/Buru, meliputi pemeriksaan kesehatan, operasi katarak, pembagian kacamata baca, hingga penyediaan air bersih.
Wanadri juga bekerja sama dengan West Java Conservation Trust Fund (WJCTF), lembaga usaha, dan komunitas lingkungan di Buru untuk menanam serta merawat mangrove guna menjaga ekosistem pesisir.
Menurut Darmanto, kegiatan ekspedisi bertujuan mengungkap potensi alami dan budaya Pulau Buru yang selama ini kurang terekspos, serta mendukung upaya pelestarian dan pengembangan ekowisata berkelanjutan di wilayah tersebut.
Baca juga: Unila bekukan Mahapel FEB imbas wafatnya peserta diksar
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.