Palu (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyerahkan bantuan sosial berupa delapan unit mesin jahit kepada istri eks narapidana teroris (napiter) di Kabupaten Poso.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Agus Nugroho dalam keterangannya di Palu, Selasa, mengatakan pemberian bantuan tersebut merupakan bentuk nyata dukungan kepolisian kepada masyarakat, khususnya keluarga mantan eks napiter.
"Kami ingin masyarakat bisa mandiri secara ekonomi dan tidak kembali ke masa lalu yang kelam," katanya.
Ia mengatakan, bantuan mesin jahit tersebut diberikan kepada istri mantan eks napiter yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan berbasis masyarakat kejuruan menjahit yang digagas oleh Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Poso.
Baca juga: Hukum Kemarin, napi terima remisi hingga Setya Novanto bebas bersyarat
Menurut Kapolda, keterampilan menjahit dapat menjadi modal penting bagi ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan keluarga.
Selain memberikan mesin jahit kepada istri mantan eks napiter, Polda Sulteng juga menyalurkan 35 paket sembako juga disalurkan untuk masyarakat sekitar.
Bantuan ini, kata dia, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sosial dalam momentum peringatan HUT kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong program-program pemberdayaan perempuan, khususnya di Kabupaten Poso.
Baca juga: Eks napiter ingatkan soal intoleransi-terorisme di delapan dekade RI
Ia melanjutkan dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan proses reintegrasi sosial istri mantan eks napiter di Poso dapat berjalan lebih baik.
"Dengan adanya pelatihan dan bantuan ini, diharapkan bisa membuka peluang usaha baru. Program ini juga diharapkan mampu memperkuat semangat persatuan dan menjaga keamanan di wilayah Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Baca juga: Lapas Banda Neira ajari narapidana membuat sirup pala bernilai ekonomi
Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
