Pola tidur malam pengaruhi tingkat aktivitas fisik keesokan harinya

2 months ago 21

Jakarta (ANTARA) - Penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences pada Juni 2025 menunjukkan bahwa pola tidur malam berkaitan dengan tingkat aktivitas fisik keesokan harinya.

Para peneliti menganalisis kebiasaan tidur dan pergerakan 20.000 orang dewasa yang aktif secara fisik menggunakan pelacak aktivitas yang disebut WHOOP selama setahun dalam penelitian tersebut.

Menurut siaran Health pada Jumat, hasil analisis para peneliti menunjukkan kaitan antara tidur lebih awal dan aktivitas fisik yang lebih banyak keesokan harinya.

Mereka yang mulai tidur sekitar pukul 21.00 melakukan aktivitas sedang hingga berat sekitar 15 menit lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tidur pukul 23.00 dan 30 menit lebih banyak daripada mereka yang tidur pukul 01.00.

Peningkatan aktivitas terbesar terlihat ketika peserta tidur 1,5 hingga 3 jam lebih awal dari waktu tidur malam normal tanpa mengubah durasi tidur mereka.

Menariknya, peserta yang rata-rata tidur kurang dari tujuh jam mencatat 17 hingga 30 menit tambahan gerakan umum dan 10 hingga 31 menit lebih banyak aktivitas sedang hingga berat dibandingkan dengan mereka yang rata-rata tidur tujuh jam.

Sebaliknya, tidur lebih dari tujuh jam atau lebih banyak tidur dari biasanya dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah keesokan harinya.

Baca juga: Kurang tidur maupun tidur berlebih sama-sama punya implikasi kesehatan

Salah satu penulis hasil studi, peneliti di Sekolah Ilmu Psikologi Universitas Monash Josh Leota, PhD, menjelaskan bagaimana tidur lebih awal dan kurang tidur dapat mendorong lebih banyak beraktivitas fisik keesokan harinya.

"Tidur lebih awal dapat berarti bangun lebih awal, memberi orang lebih banyak waktu dan energi untuk berolahraga sebelum bekerja atau menjalankan tanggung jawab sehari-hari," katanya.

"Di sisi lain, tidur lebih lama dapat mempersempit waktu untuk aktivitas fisik, terutama di tengah jadwal yang padat," ia menambahkan.

Meskipun studi baru menunjukkan tidur kurang dari tujuh jam dapat mendorong lebih banyak aktivitas fisik keesokan harinya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat merekomendasikan orang dewasa tidur malam setidaknya selama tujuh jam.

Baca juga: Peneliti ungkap kaitan aktivitas fisik dengan umur panjang dan penuaan

Alih-alih mengurangi waktu tidur secara teratur hanya untuk menambah waktu bergerak, penulis studi menyarankan penggeseran waktu tidur malam menjadi lebih awal untuk memperbanyak waktu beraktivitas.

Christopher E. Kline, profesor madya di Universitas Pittsburgh yang berfokus pada hubungan antara aktivitas fisik, tidur, dan risiko kardiometabolik, mengatakan perubahan waktu tidur sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Caranya, menurut dia, dengan meminimalkan paparan cahaya terang pada malam hari dan melakukan banyak aktivitas pada siang hari.

Dia juga menyampaikan pentingnya menjadwalkan kegiatan olahraga dan itu tidak harus dilakukan pada pagi hari.

Baca juga: Jalan kaki setiap pagi baik untuk otot dan otak

Baca juga: Perubahan pola tidur sebabkan gangguan kognitif hingga penuaan otak​​​​​​​

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |