Poin-poin penting pidato Prabowo soal Palestina di Sidang Umum PBB

2 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Pada Selasa (23/9) siang waktu setempat, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya yang berjudul "Seruan Indonesia untuk Harapan" pada sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS).

Presiden Prabowo menyampaikan pidato tersebut dengan durasi 19 menit lebih dalam bahasa Inggris, dengan urutan berbicara ketiga setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada urutan pertama, dan Presiden AS Donald Trump pada urutan kedua.

Dalam pidatonya tersebut, Presiden Prabowo membicarakan pula soal isu kemanusiaan yang tidak hanya dialami warga Palestina, tetapi Indonesia juga pernah merasakan dijajah oleh kolonialisme selama berabad-abad.

Kehadiran Presiden Prabowo secara langsung di Markas PBB pada Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB itu pun menjadi kehadiran pertama kepala negara Indonesia setelah absen selama 10 tahun dalam forum tahunan PBB tersebut.

Baca juga: Pidato Prabowo di Markas PBB jadi topik media arus utama Malaysia

Berikut sejumlah poin soal Palestina yang disinggung dalam pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB:

1. Ajakan tidak tinggal diam sikapi genosida Israel di Gaza

Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa dunia saat ini digerakkan oleh konflik, ketidakadilan, dan ketidakpastian yang semakin dalam. Setiap hari, masyarakat dunia menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kepatutan manusia.

Pernyataan Prabowo itu merujuk pada tumbuhnya aksi sepihak beberapa negara yang melanggar hukum internasional dan kedaulatan negara lainnya, termasuk genosida yang saat ini dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza.

"Kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina diperlakukan tak adil, dan tak dapat memperoleh legitimasi yang sama untuk berbicara di ruangan aula ini," kata Presiden Prabowo saat berbicara di General Assembly Hall, Markas PBB, New York, saat Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB.

Untuk itu, Presiden Prabowo mengajak negara-negara dunia menolak doktrin "yang kuat dapat berbuat semaunya". Menurut Prabowo, PBB dibentuk karena salah satunya untuk menolak doktrin semacam itu.

"Thucydides memperingatkan: 'Yang kuat dapat berbuat semau mereka, sementara yang lemah harus menderita', kita harus menolak doktrin ini. PBB ada untuk menolak doktrin ini. Kita harus membela semua, yang kuat dan yang lemah. Benar disebut benar, bukan karena dapat disebut demikian, tetapi memang demikian adanya," katanya.

Presiden Prabowo mengatakan PBB yang lahir dari abu Perang Dunia Kedua, dibentuk untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua. Oleh karena itu, Presiden Prabowo mengajak negara-negara dunia tidak menyerah untuk terus berjuang mencapai harapan dan impian bersama.

Prabowo pun kembali menekankan peran penting PBB untuk memperjuangkan tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukanlah hak istimewa segelintir orang, melainkan hak semua orang.

"Dengan PBB yang kuat, kita dapat membangun dunia di mana kaum lemah tidak menderita apa yang seharusnya mereka derita, tetapi yang lemah dapat hidup di dunia yang adil sebagaimana mestinya. Mari kita lanjutkan perjalanan cita-cita agung umat manusia — aspirasi tanpa pamrih yang menciptakan PBB," ucapnya.

Baca juga: Komitmen Indonesia untuk Perdamaian Dunia Sangat Kuat

2. Siap kirimkan 20 ribu pasukan penjaga perdamaian ke Gaza

Presiden Prabowo menyatakan Indonesia siap untuk ambil bagian dalam upaya mewujudkan perdamaian di Gaza, Palestina, dengan mengerahkan pasukan perdamaian. Dia mengatakan Indonesia saat ini merupakan salah satu penyumbang terbesar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.

"Kami percaya pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, kami akan terus mengabdi di mana perdamaian membutuhkan penjaga — bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan pasukan di lapangan," kata Presiden Prabowo.

Presiden Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengerahkan 20 ribu personel, bahkan lebih, untuk ditempatkan sebagai penjaga perdamaian di titik-titik konflik, termasuk di Gaza.

"Ketika Dewan Keamanan dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20 ribu atau bahkan lebih, putra-putri kami untuk mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun ketika perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap," ujar Presiden Prabowo disambut tepuk tangan para delegasi.

Baca juga: Pemerintah diminta tingkatkan diplomasi perdamaian untuk Palestina

3. Ekspor beras ke Palestina

Presiden Prabowo mengatakan bahwa dengan populasi dunia yang terus bertambah maka muncul berbagai tekanan, mulai dari krisis pangan, energi, dan air. Sementara itu, Indonesia mencatatkan produksi beras dan cadangan gabah tertinggi dalam sejarah nasional pada tahun ini.

Untuk itu, dia menyatakan Indonesia siap mengekspor beras ke banyak negara yang membutuhkan di tengah ancaman krisis pangan yang dialami sejumlah negara, termasuk Palestina.

"Kita sekarang swasembada beras dan telah mengekspor beras ke negara-negara lain yang membutuhkan, termasuk menyediakan beras untuk Palestina," kata Presiden Prabowo.

Dia meyakini dengan menjaga ketahanan pangan maka Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun ke depan.

"Kami membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas petani, dan berinvestasi dalam pertanian cerdas iklim untuk memastikan ketahanan pangan bagi anak-anak kami dan anak-anak di seluruh dunia," tuturnya.

Baca juga: Presiden Chile ingin Netanyahu diseret ke pengadilan atas situasi Gaza

4. Kecam kekerasan terhadap warga sipil di Gaza

Presiden Prabowo mengungkapkan perihal krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza, di mana warga sipil yang tak berdosa tengah menangis dan meminta tolong untuk diselamatkan.

"Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang-orang tak berdosa? Siapa yang akan menyelamatkan para lansia dan perempuan? Jutaan orang menghadapi bahaya saat ini juga, sementara kita duduk di sini, mereka menghadapi trauma, dan kerusakan yang tak tergantikan pada tubuh mereka, mereka sekarat karena kelaparan. Bisakah kita tetap diam? Akankah jeritan mereka tak terjawab? Akankah kita mengajari mereka bahwa umat manusia mampu bangkit menghadapi tantangan ini?" kata Presiden Prabowo.

Padahal, kata dia, di balik kebencian dan kekerasan yang berkecamuk, sedianya setiap orang ingin merasa aman, dihormati, dicintai, dan mewariskan dunia yang lebih baik kepada anak-anak mereka. Dia pun menilai penggunaan kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan.

Untuk itu, dia berharap para pemimpin dunia menunjukkan kenegarawanan dan kebijaksanaan yang agung, pengendalian diri, dan kerendahan hati, dalam mengatasi kebencian maupun kecurigaan. Presiden Prabowo memberikan pula apresiasi kepada banyak negara di dunia yang mulai mengakui Palestina dan mendukung kemerdekaannya.

"Kami sangat berbesar hati dengan peristiwa beberapa hari terakhir, di mana negara-negara terkemuka dunia telah memilih untuk berpihak pada sejarah—jalan moral yang luhur, jalan kebenaran, jalan keadilan, kemanusiaan, dan menjauhi kebencian, mengatasi kecurigaan, serta menghindari penggunaan kekerasan," ujarnya.

"Tidak ada satu negara pun yang dapat menindas seluruh komunitas umat manusia. Kita mungkin lemah secara individu, tetapi rasa penindasan, rasa ketidakadilan, yang telah terbukti dalam sejarah umat manusia, akan bersatu dengan kekuatan dahsyat yang akan mengatasi penindasan ini, ketidakadilan ini," sambungnya.

Baca juga: Cak Imin: Prabowo berhasil pidato dengan baik setelah Bung Karno

5. Solusi Dua Negara (two-state solution)

Presiden RI Prabowo Subianto kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara dalam penyelesaian konflik di Gaza serta menyatakan bahwa Palestina harus merdeka. Menurut dia, perdamaian sejati hanya akan terwujud jika hak Palestina dan keamanan Israel diakui serta dijamin oleh komunitas internasional.

"Saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap Solusi Dua Negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui dan menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan demikianlah kita dapat mencapai perdamaian sejati: perdamaian tanpa kebencian, perdamaian tanpa kecurigaan. Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara ini," kata Presiden Prabowo.

Terkait penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel yang disampaikan di penghujung pidatonya, Presiden Prabowo menekankan bahwa dua keturunan Ibrahim harus hidup dalam rekonsiliasi, damai, dan harmoni.

"Dua keturunan Ibraham harus hidup dalam rekonsiliasi, kedamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama. Kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia," ucapnya.

Presiden menilai perdamaian untuk semua umat manusia merupakan sebuah keniscayaan. Dia pun menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi perdamaian dunia tersebut.

"Apakah ini mimpi? Mungkin. Namun inilah mimpi indah yang harus kita wujudkan bersama. Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para leluhur kita, sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan," katanya.

Baca juga: Ofensif diplomatik Prabowo dalam konflik Palestina-Israel

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |