Rio de Janeiro (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) China Li Qiang pada Minggu (6/7) menyerukan negara-negara BRICS agar berusaha menjadi pelopor dalam memajukan reformasi tata kelola global.
Pernyataan tersebut disampaikan Li dalam pidatonya di sesi pleno "Perdamaian, Keamanan, dan Reformasi Tata Kelola Global" pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17, yang menyerukan blok tersebut untuk menjaga perdamaian dan ketenteraman dunia, serta mendorong penyelesaian sengketa secara damai.
Para pemimpin negara-negara BRICS menghadiri pertemuan tersebut, yang dipimpin oleh Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Li mengatakan saat ini, perubahan-perubahan yang belum pernah terjadi selama satu abad tengah berlangsung dengan kecepatan yang sangat tinggi, aturan dan tatanan internasional sedang menghadapi tantangan serius, dan kewenangan serta efektivitas lembaga-lembaga multilateral terus memudar.
Visi tata kelola global yang diajukan oleh Presiden China Xi Jinping, yang dicirikan oleh konsultasi ekstensif, kontribusi bersama, dan manfaat bersama, telah semakin menunjukkan nilai kontemporer dan signifikansi praktisnya, kata Li.
Dalam menghadapi konflik dan perbedaan yang semakin tajam, konsultasi yang luas perlu ditingkatkan berdasarkan prinsip kesetaraan dan rasa saling menghormati; dalam menghadapi kepentingan bersama yang saling terkait erat, perlu adanya kontribusi bersama melalui solidaritas; dalam menghadapi peluang pembangunan yang saling menguntungkan, perlu adanya sikap terbuka untuk mengupayakan keberhasilan dan manfaat bersama, tutur Li.
Sebagai kekuatan terdepan di Selatan Global, negara-negara BRICS harus menjunjung tinggi kemandirian dan kepercayaan diri, menunjukkan rasa tanggung jawab, dan memainkan peran yang lebih besar dalam membangun konsensus dan sinergi, kata Li.
PM China itu mengimbau kelompok tersebut untuk memegang teguh moralitas dan keadilan, serta mencari solusi fundamental berdasarkan sifat dari setiap masalah.
Negara-negara BRICS juga harus fokus pada pembangunan dan memperkuat pendorong pertumbuhan ekonomi, kata Li, seraya menambahkan bahwa mereka harus secara aktif memelopori kerja sama pembangunan dan memanfaatkan potensi pertumbuhan sektor-sektor yang sedang berkembang.
Sembari menyebut bahwa China akan mendirikan pusat penelitian China-BRICS terkait kekuatan produktif yang berkualitas baru tahun ini, Li juga mengumumkan adanya beasiswa yang diberikan bagi negara-negara BRICS guna memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia di berbagai sektor termasuk industri dan telekomunikasi.
Sangat penting bagi negara-negara BRICS untuk memupuk inklusivitas serta memajukan pertukaran dan pembelajaran bersama di antara peradaban, kata Li, seraya mengimbau negara-negara tersebut untuk bertindak sebagai pendukung koeksistensi peradaban yang harmonis, berupaya untuk memastikan peradaban yang beragam tumbuh subur melalui penguatan bersama.
China siap untuk bergandengan tangan dengan negara-negara BRICS lainnya guna mendorong tata kelola global ke arah yang lebih adil, setara, efisien, dan tertib, serta bekerja kolektif untuk membangun dunia yang lebih baik, paparnya.
Para pemimpin negara yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut mencatat bahwa mekanisme kerja sama BRICS terus tumbuh lebih kuat dan lebih representatif, dengan pengaruh internasionalnya yang terus meningkat.
Hal ini telah menyediakan platform penting bagi negara-negara Selatan Global untuk mempertahankan hak mereka atas pembangunan, menegakkan keadilan dan kesetaraan internasional, dan berpartisipasi dalam reformasi sistem tata kelola global, kata mereka.
Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa dalam dunia yang semakin bergejolak, di mana unilateralisme dan proteksionisme meningkat, negara-negara BRICS harus meningkatkan solidaritas dan koordinasi, mempertahankan tujuan dan prinsip Piagam PBB, menjunjung tinggi dan mempraktikkan multilateralisme, serta memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mendorong pembangunan bersama, meningkatkan tata kelola global, dan membina perdamaian serta kesejahteraan abadi di dunia.
Pertemuan tersebut mengadopsi Deklarasi Rio de Janeiro KTT BRICS ke-17.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.