Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) meraih sebanyak 50 Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) kategori tertinggi yakni Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam enam tahun terakhir atau sejak 2018.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan khusus pada ajang tahun ini, PLN IP memborong sebanyak 19 Proper Emas.
"Capaian ini menjadikan sejarah untuk PLN Group serta merupakan bukti komitmen korporasi dalam upayanya menjaga dan melestarikan lingkungan yang berlandaskan environmental, social, and governance (ESG)," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Saat acara penyerahan Anugerah Lingkungan Proper di Jakarta, Senin (24/2/2025), Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi atas upaya maksimal perusahaan-perusahaan yang mengutamakan aspek lingkungan hidup pada bisnis perusahaan dan berharap ke depannya akan menjadi perusahaan kelas dunia dalam pengelolaan lingkungan hidup.
"Terima kasih atas berbagai inovasi dan kepemimpinan lingkungan di dunia usaha, Proper harus diteruskan sesuai praktik-praktik yang baik di dunia usaha. Bukan hanya mendorong kepatuhan, tapi membuat perusahaan jadi perusahaan kelas dunia dalam pengelolaan lingkungan hidup," kata Hanif.
Pada ajang tersebut, Edwin Nugraha Putra juga mendapatkan anugerah Green Leadership Madya.
Edwin mengatakan sebagai Subholding Generation Company PT PLN (Persero), PLN IP bertugas memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia dengan menjalankan proses bisnis berbasis ESG serta fokus terhadap pengelolaan lingkungan.
"Kami terus berkomitmen memenuhi kebutuhan listrik Indonesia dengan berlandaskan keberlangsungan lingkungan yang unggul dan berkelanjutan," katanya.
Edwin melanjutkan prosedur pengelolaan lingkungan di atas standar yang ditetapkan oleh KLH telah dilakukan PLN Indonesia Power.
Di samping itu, seluruh Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) PLN Indonesia Power juga menjalankan program yang memberikan manfaat bagi masyarakat yang berkesinambungan atau community development.
"Capaian Proper Emas yang diterima PLN Indonesia Power ini merupakan nilai tertinggi Proper dari KLH atas beragam transformasi yang dilakukan korporasi dalam pengelolaan lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar unit pembangkit di bawah naungan PLN Indonesia Power," papar Edwin.
Sejalan dengan pengelolaan lingkungan, dari sisi operasional perusahaan, PLN Indonesia Power juga terus melakukan akselerasi transisi energi di tanah air melalui pengembangan energi bersih.
Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pemerintah mencapai swasembada energi dan target net zero emission (NZE) pada 2060.
Menurut dia, upaya akselerasi transisi energi yang dilakukan PLN Indonesia Power di antaranya penambahan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), penerapan biomass cofiring di PLTU serta menghadirkan ekosistem hidrogen dari hulu ke hilir sebagai bahan bakar alternatif masa depan yang ramah lingkungan.
"Capaian Proper Emas ini merupakan buah dari transformasi korporasi yang bersungguh-sungguh dalam pengelolaan lingkungan serta pengembangan EBT guna menekan laju pemanasan global," sebut Edwin.
Adapun 19 Unit PLN IP yang meraih penghargaan Proper Emas 2024 adalah PLTU Suralaya, PLTGU Priok, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Banten 2 Labuan, PLTU Banten 3 Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Adipala, PLTGU Semarang, PLTGU Cilegon, PLTGU Grati, PLTG Pemaron, PLTDG Pesanggaran, PLTA Mrica, PLTA Saguling, PLTP Kamojang Drajat, PLTP Gunung Salak, serta tiga unit yang baru bergabung di bawah manajemen PLN IP yaitu PLTP Lahendong Unit 1-2, PLTGU Indralaya dan PLTGU Keramasan.
Selain Proper Emas, tahun ini, unit PLN IP juga dianugerahi Proper Hijau sebanyak 8 Unit dan Proper Biru 27 Unit.
Baca juga: Dirut PLN IP: Proper jadi pedoman kedepankan aspek lingkungan
Baca juga: PLN IP targetkan pengembangan pembangkit EBT 2,4 GWh hingga 2035
Baca juga: PLN IP tekan 921 ribu ton CO2 lewat program "cofiring" pada 2024
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025