Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di persimpangan Jalan Otto Iskandardinata (Otista) - Jalan Otista III, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim), terpaksa "balik kanan" alias berhenti berjualan, akibat demonstrasi di sekitar jalan tersebut, pada Jumat malam.
Salah seorang pedagang pecel lele, Misno mengatakan dirinya memilih menghentikan aktivitas jualan karena khawatir demonstrasi yang terjadi di persimpangan jalan tersebut menjadi tidak terkendali.
"Ya, mau bagaimana lagi, lebih bagus tutup daripada nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, siapa yang mau bertanggung jawab," kata dia yang berjualan di seberang Inlet Sodetan Ciliwung atau berjarak sekitar 30 meter dari persimpangan jalan itu.
Pedagang berumur 50 tahun itu, sejak pukul 19.00 WIB sudah bersiap-siap menutup tempat dagangannya guna segera beranjak dari lokasi demonstrasi.
Baca juga: Warga Kampung Melayu harap Jakarta tetap kondusif
"Ya, anggap saja belum rezeki hari ini, kalau rugi sudah pasti," ujar dia.

Senada dengan Misno, seorang pedagang pecel lele lainnya, Sutrisno, juga melakukan hal yang sama.
"Ya khawatir saja, nanti jadi melebar aksinya," ujar dia yang lokasi jualannya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi demonstrasi.
Sementara itu, hingga pukul 19.25 WIB, demonstrasi masih terjadi di persimpangan Jalan Otto Iskandardinata (Otista) - Jalan Otista III, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim).
Baca juga: Pramono melayat ke rumah pengemudi ojol korban insiden rantis

Ratusan pengunjuk rasa tidak berhenti menembakkan kembang api ke langit dan membakar petasan.
Selain itu, aksi bakar ban dan perusakan lampu lalu lintas yang sebelumnya sudah hangus terbakar, serta pencopotan rambu-rambu lalu lintas, masih terus dilakukan massa.
Hujan deras yang sempat mengguyur kawasan tersebut, tidak menyurutkan amukan massa untuk tetap berkerumun di persimpangan jalan, guna berdemonstrasi menuntut keadilan kepada pemerintah.
Pewarta: Donny Aditra
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.