Nanning (ANTARA) - Memasuki pintu utama paviliun ekonomi digital, sebuah drone besar dengan bentang sayap 5,2 meter yang dipajang di dinding menarik banyak perhatian.
Produk itu dibawa oleh perusahaan drone asal China Xingji Aviation. Wakil manajer umum perusahaan tersebut He Jie mengatakan kepada awak media bahwa berbeda dengan drone kecil pada umumnya, drone berbobot besar yang mengandalkan dua sumber tenaga, yakni bensin dan listrik, tersebut merupakan produk utama mereka.
Produk itu terutama digunakan di bidang perlindungan pertanian, penyelamatan darurat, serta logistik berbobot besar.
"Kami sudah mengekspor ke banyak negara. Jenis drone ini sangat populer di Indonesia dan Thailand. Kami berharap dapat memanfaatkan ajang Pameran China-ASEAN (China-ASEAN Expo/CAEXPO) ke-22 untuk membuka lebih lebar pasar ASEAN," kata He.
Ajang CAEXPO ke-22 sedang berlangsung di Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. Diikuti 3.200 lebih perusahaan dari 60 negara, CAEXPO kali ini menempati area seluas hampir 160.000 meter persegi.
Tahun ini, 45 proyek dengan nilai sekitar 1 miliar yuan (1 yuan = Rp2.321) berhasil ditandatangani, yang mencakup sektor energi baru hingga ekonomi ketinggian rendah.
"Pertama kali ikut CAEXPO", "banyak pembeli berdiskusi", dan "prospek cerah" adalah beberapa kesan yang diungkapkan pihak perusahaan yang diwawancarai awak media. ASEAN kini telah menjadi pasar ekspor potensial yang mendapat perhatian besar dari perusahaan drone China.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri drone China berkembang pesat. Kebutuhan penerapan di bidang pertanian, pariwisata, pemetaan, serta penanggulangan bencana di negara-negara ASEAN bertemu dengan inovasi dari pihak China sehingga melahirkan peluang kerja sama yang luas.
Pada pameran kali ini, ekonomi ketinggian rendah yang berkembang dari rantai industri penerbangan nirawak menjadi fokus utama para partisipan.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan kerja sama antara China dan ASEAN tidak hanya mencakup sektor ekonomi, tetapi, juga sosial budaya dan keamanan.
Peran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sangat penting, terutama dalam menghadapi perubahan iklim. Saat ini, frekuensi bencana alam meningkat dengan dampak yang lebih besar sehingga pemanfaatan AI untuk pemantauan dan peringatan dini dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian.
Hal itu menjadi arah kerja sama penting pada masa depan.
Di paviliun AI seluas 10.000 meter persegi yang untuk pertama kalinya dibuka dalam ajang CAEXPO, dapat ditemukan berbagai jenis drone. Di stan Guangxi Beitou Low-Altitude Economy Investment Co., drone kargo hybrid Tianmushan No.3 dengan kapasitas muatan 650 kilogram dan jangkauan maksimum 1.800 kilometer menjadi pusat perhatian.
Penasihat teknologi perusahaan tersebut Zheng Tiexin mengatakan drone dapat digunakan di berbagai bidang, seperti logistik ekspres dan penyelamatan darurat.

"Negara-negara ASEAN memiliki banyak pulau, pegunungan, dan hutan, sehingga kebutuhan untuk drone jenis ini sangat besar. Baru-baru ini, kami telah menerima beberapa rombongan pembeli dari Indonesia, Brunei, Malaysia, dan negara-negara ASEAN lainnya. Mereka semua menunjukkan minat yang besar," kata Zheng.
Sementara itu, Beihai Bangsheng Beidou Spatio-Temporal Technology Co., Ltd. menghadirkan peralatan anti-drone.
"Perangkat ini dapat mendeteksi semua drone dalam radius 500 meter dan menjamin keamanan ruang udara dalam acara-acara besar, seperti konferensi dan konser," ungkap manajer umum perusahaan tersebut, Ye Shitong.
Dia menambahkan bahwa banyak pembeli ASEAN mengunjungi stan mereka, dia "sangat yakin" terhadap pasar ASEAN.

Menurut perkiraan Administrasi Penerbangan Sipil China (Civil Aviation Administration of China/CAAC), pada 2025, skala pasar ekonomi ketinggian rendah China akan mencapai 15 triliun yuan, dan diperkirakan bisa mencapai 35 triliun yuan per 2035.
Dalam ajang CAEXPO, Konferensi Pertukaran Penerapan dan Pengembangan Drone Darurat China (Guangxi)-ASEAN pertama yang mengusung tema "Koordinasi Ketinggian Rendah, Pembangunan Ekologi Bersama -- Membangun Komunitas Tanggap Darurat Ketinggian Rendah China-ASEAN" digelar.
Akademisi dari Akademi Teknik China (Chinese Academy of Engineering) Liu Daxiang menyampaikan bahwa perkembangan pesat drone kedaruratan di China telah memberikan energi baru bagi kerja sama regional di bidang keamanan dan tanggap darurat. Dalam menghadapi insiden-insiden publik besar, penyelamatan darurat via udara memiliki keunggulan tak tergantikan karena kecepatan respons yang tinggi, jangkauan luas, dan mobilitas kuat.
Pimpinan Malaysia International Economic and Trade Cooperation Organization Kenneth Chang dalam forum tersebut menyatakan bahwa dengan mengadopsi dan menyesuaikan inovasi teknologi China yang sudah terbukti dalam pengembangan kota pintar, perencanaan kota, manajemen bencana, serta penerapan AI mutakhir, ASEAN dapat mempercepat langkah menuju masa depan yang diberdayakan secara digital.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.