Perempuan berperan penting dalam pencegahan dengue

1 month ago 12

Jakarta (ANTARA) - Perempuan dinilai memiliki peran penting dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di tingkat keluarga dan komunitas, mengingat posisinya sebagai pengambil keputusan utama di rumah tangga.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Sukamto, SpPD, K-AI, FINASIM, mengatakan perempuan kerap menjadi penggerak aksi di lingkup keluarga maupun komunitas.

"Pencegahan dengue harus dilakukan menyeluruh melalui 3M Plus, pelindung diri, dan metode inovatif seperti vaksinasi yang direkomendasikan asosiasi medis," ujarnya dalam gelar wicara "Peran Ibu sebagai Penjaga Keluarga" di Jakarta, Sabtu (9/8).

Acara yang digelar PT Takeda Innovative Medicines bersama Yayasan Pengembangan Medik Indonesia (YAPMEDI) dan FKUI itu menjadi bagian dari rangkaian 13th Annual Women’s Health Expo & Bazaar 2025.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga minggu ke-25 tahun ini terdapat 79.843 kasus dengue dengan 359 kematian (Case Fatality Rate/CFR) 0,45 persen. Pada 2024, kasus tercatat 257.455 dengan 1.461 kematian, menjadikan Indonesia penyumbang tertinggi kasus dan kematian akibat dengue di ASEAN.

Baca juga: Indonesia perkuat komitmen nol kematian akibat dengue pada 2030

Sukamto dalam keterangan resmi pada Senin menambahkan, orang dewasa yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, obesitas, diabetes, penyakit ginjal, dan paru-paru, berisiko lebih tinggi mengalami DBD berat. Ia menekankan perlunya edukasi kesehatan yang memberdayakan perempuan untuk melindungi keluarga.

Dalam kesempatan yang sama, Spesialis Anak Konsultan, dr Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, mengingatkan anak-anak, terutama usia 5–14 tahun, merupakan kelompok paling rentan. Infeksi kedua pada anak justru berisiko menimbulkan gejala lebih berat.

"Pencegahan menjadi kunci karena belum ada pengobatan spesifik untuk dengue," kata dia.

Menurut dr. Bernie, gejala dengue meliputi demam tinggi, nyeri kepala, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, serta ruam kulit. Fase kritis terjadi saat demam menurun dan berisiko memicu syok dengue jika tidak segera ditangani.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung upaya pencegahan dengue, termasuk melalui edukasi kepada perempuan sebagai penjaga kesehatan keluarga.

Pameran kesehatan perempuan tahunan tersebut digelar pada 9–10 Agustus di Gedung Smesco, Jakarta, menargetkan 2.000 pengunjung dengan tema Tetaplah Sehat Perempuan Indonesia.

Baca juga: Penularan dengue hanya melalui gigitan nyamuk betina aedes aegypti

Baca juga: Dokter pesan jangan anggap remeh Demam Berdarah Dengue

Baca juga: Sudinkes dan UGM petakan titik bibit nyamuk ber-Wolbachia di Kembangan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |