Indramayu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memastikan progres pembangunan hunian bagi nelayan korban banjir rob di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, berjalan sesuai rencana karena menjadi bagian dari upaya pemulihan serta penataan kawasan pesisir.
Bupati Indramayu Lucky Hakim dalam keterangannya di Indramayu, Rabu mengatakan, pihaknya sudah meninjau langsung kondisi pada kawasan itu serta program relokasi tersebut berjalan sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kami memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana dan kebutuhan masyarakat. Kami ingin warga yang sebelumnya terdampak bisa tinggal di tempat yang lebih aman dan layak,” katanya.
Ia menjelaskan relokasi ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam memberikan tempat tinggal yang lebih aman bagi warga terdampak rob, karena selama ini mereka tinggal di wilayah rawan banjir pasang air laut.
Dia menuturkan terdapat 93 unit rumah tengah dibangun di atas lahan yang telah disiapkan oleh Pemkab Indramayu. Hunian tersebut dirancang dengan dua kamar, satu ruang tamu, dan kamar mandi untuk menunjang kenyamanan penghuni.
Selain rumah, kata dia, pemerintah juga membangun berbagai fasilitas penunjang, seperti masjid dan Z-Corner, yakni ruang khusus untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
“Pemerintah daerah juga berkomitmen untuk terus memantau perkembangan pembangunan agar seluruh proses berjalan tepat waktu dan memberikan dampak positif bagi warga pesisir yang terdampak,” ujarnya.
Sementara itu Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos RI Mira Riyati Kurniasih menyebutkan relokasi masyarakat nelayan di Indramayu ini, masuk ke dalam program nasional percepatan penurunan kemiskinan dan penanganan bencana banjir rob.
Ia menegaskan warga yang menerima bantuan ini, sudah diverifikasi sebagai nelayan terdampak langsung banjir rob dan tergolong masyarakat tidak mampu.
“Kami pastikan bantuan ini tepat sasaran,” katanya.
Lebih lanjut Mira menyampaikan pembangunan rumah di lokasi tersebut ditargetkan rampung pada 1 Juni 2025. Sedangkan pembangunan masjid ditargetkan selesai pada Agustus 2025, namun pemerintah berharap kedua fasilitas itu bisa diselesaikan bersamaan.
Ia mengungkapkan faktor cuaca menjadi kendala utama dalam percepatan pembangunan, terutama saat terjadi hujan deras yang menghambat pekerjaan di lapangan.
“Kendala utama selama proses ini adalah faktor cuaca, seperti hujan deras yang menghambat pekerjaan lapangan,” tuturnya.
Baca juga: Kemensos: Pembangunan rumah nelayan di Indramayu rampung Juni
Baca juga: Kemensos: Pembangunan Kampung Nelayan Indramayu sudah 95 persen
Baca juga: Kemensos bangun kampung nelayan di Indramayu untuk kesejahteraan warga
Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025