Jakarta (ANTARA) - Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi menyatakan ketertarikannya untuk memperdalam pemahaman serta berbagi pengalaman terkait upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pernyataan tersebut diungkapkan Ahmad Zahid Hamidi kepada ANTARA, saat ditemui seusai agenda pertemuan dan diskusi kebencanaan bersama dengan Kepala BNPB Suharyanto beserta jajaran kedeputian di Kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta, Senin sore.
"Kesiapsiagaan ini penting. Kita harus mengambil beberapa langkah proaktif karena bencana alam ini tidak bisa diprediksi. Meski kita memiliki sistem peringatan dini dan indikator informasi yang canggih, namun manajemen bencana harus ditangani dengan kesiapan penuh," ujar Ahmad Zahid.
Ia mengapresiasi sistem peringatan dini bencana yang dijalankan Pusat Pengendalian Operasi BNPB sebagai prestasi yang sangat baik. Sistem tersebut dinilainya mampu melakukan pemantauan dan diseminasi informasi secara real-time oleh para ahli untuk kemudian disebarluaskan kepada publik.
Informasi yang dikelola Pusat Pengendalian Informasi BNPB meliputi deteksi episentrum gempa bumi, potensi tsunami, kebakaran hutan, hingga cuaca ekstrem. Seluruh data itu tidak hanya terintegrasi secara nasional di Indonesia, namun juga terhubung dengan jaringan negara-negara ASEAN melalui ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center), termasuk Malaysia.
Baca juga: Presiden Prabowo-Wakil PM Inggris bahas program gizi untuk anak-anak
"Presentasi tadi sangat impresif dan saya kagum dengan kesiapsiagaan yang dimiliki. NADMA (Agensi Pengurusan Bencana Negara Malaysia) sebagai mitra BNPB merasa bahwa banyak aspek yang bisa kami pelajari dan menjadi dasar untuk berbagi informasi serta mengoordinasikan aktivitas bersama," katanya.
Ahmad Zahid pun menekankan pentingnya kerja sama regional dan menghindari sikap saling menyalahkan untuk merespons terkait mitigasi kerawanan kebakaran hutan dan lahan, baik di wilayah Malaysia maupun Indonesia.
“Dalam hal kebakaran, jangan ada blame game. Dulu pernah terjadi, bahkan ada perusahaan dari Malaysia yang berinvestasi di sektor perkebunan di Indonesia. Kita ingin mencari solusi, bukan saling menyalahkan,” ujarnya menambahkan.
Ia juga mengapresiasi langkah BNPB yang menyiapkan sarana seperti tube well atau sumur dalam untuk memenuhi kebutuhan air dalam pemadaman kebakaran, yang menurutnya sangat relevan bagi kedua negara. Terlebih karena Indonesia, Malaysia ataupun negara di Asia Tenggara lainnya akan menghadapi musim panas dalam beberapa bulan ke depan dan potensi kebakaran hutan tetap ada.
"Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui BNPB perlu dijelaskan kepada negara-negara tetangga, khususnya Malaysia. In syaa Allah, dalam rapat Komisi Bencana Negara di Malaysia mendatang, saya akan menjelaskan hal ini," kata Ahmad Zahid.
Baca juga: Malaysia bahas penggunaan sertifikat halal bersama dengan Gibran
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025