Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Helmi Hasan mengajak sektor swasta membangun pelabuhan di sejumlah wilayah di Bengkulu yang nantinya bisa menjadi alternatif mengingat Pelabuhan Pulau Baai dalam kondisi darurat pendangkalan alur dan dinding kolam dermaganya juga abrasi sepanjang 1,4 kilometer.
"Kita juga lagi mendorong agar dibangun pelabuhan bukan oleh pemerintah, melainkan oleh swasta, ada beberapa swasta yang sudah menawarkan diri membangun pelabuhan alternatif," kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di Bengkulu, Senin.
Provinsi Bengkulu memiliki pantai yang menghadap ke Samudera Hindia sepanjang 525 kilometer, dan ada 6 kabupaten yang berada di pesisir laut Bengkulu.
Saat ini, beberapa pelabuhan yang berpotensi ditingkatkan dan bisa menopang kinerja Pelabuhan Pulau Baai seperti pelabuhan di Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara dan Kaur.
Dengan adanya pelabuhan alternatif, kata dia nantinya arus keluar masuk komoditas barang dan orang dari dan ke Provinsi Bengkulu tidak akan tersendat ketika terjadi permasalahan seperti pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai.
Untuk Pelabuhan Pulau Baai, menurut Helmi saat ini pemerintah daerah bersama Pelindo sedang mengupayakan tidak hanya pengerukan alur semata, tetapi juga revitalisasi pelabuhan. Bahkan, Pelabuhan Pulau Baai nantinya dapat menjadi pelabuhan terbesar di Pulau Sumatera.
"Ada persoalan alur dan itu menjadi catatan penting dan kemudian ada juga persoalan fungsi pelabuhan ini seakan-akan Pelabuhan Pulau Baai antara ada dan tidak, maka harus kita revitalisasi dan itu sudah direspon oleh dirut Pelindo, akan menyiapkan dana Rp1 triliun untuk revitalisasi, lamanya kurang lebih 2-3 tahun," ujarnya.
Sebelumnya, alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu mengalami pendangkalan dan akhirnya pada akhir Maret lalu kapal sama sekali tidak bisa keluar masuk lagi ke dermaga pelabuhan termasuk kapal penyeberangan ke Pulau Enggano pulau terluar, kapal pengangkut BBM Pertamina serta kapal kargo ekspor komoditas.
Kemudian pada 15 April 2025 alur pelabuhan sedikit membaik, uji coba kapal penyeberangan KMP Pulo Tello sudah bisa lewat keluar masuk dermaga, namun kapal pengangkut BBM Pertamina dan kapal kargo ekspor komoditas masih belum dapat bersandar di dermaga.
Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik dari sisi bisnis, akses masyarakat pulau terluar serta merembet ke perekonomian Provinsi Bengkulu.
Baca juga: BPH Migas minta revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai dipercepat
Baca juga: Gubernur Bengkulu minta pengerukan alur pelabuhan dipercepat
Baca juga: Gubernur Rohidin ingin Bengkulu jadi pintu gerbang logistik Sumatera
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025