Jakarta (ANTARA) - Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus meninggalkan pelajaran bagi kehidupan soal kemanusiaan dan kepedulian terhadap orang miskin.
"Ada begitu banyak ajaran-ajaran, yang sekarang dititipkan kepada kita, untuk diteruskan. Nilai-nilai Injil, cinta universal, persaudaraan, kepedulian pada lingkungan, teristimewa bela rasa, kepada orang-orang yang miskin dan orang-orang yang terpinggirkan," katanya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Sedangkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma menyebutkan, momen meninggalnya Paus bertepatan saat seluruh perayaan Liturgi Paskah 2025 di seluruh dunia berjalan lancar.
Paus Fransiskus wafat di saat sudah memastikan bahwa perayaan Liturgi Paskah seluruh dunia berjalan dengan lancar, semua umat Katolik seluruh dunia merayakan kebangkitan dengan kegembiraan.
"Lalu beliau pamit meninggalkan kita semua dalam kondisi kita sudah selesai Paskah," katanya.
Gusma juga menyebutkan umat Katolik merasa kehilangan sosok pemuka agama yang dikenal dengan kesederhanaanya.
"Tentu saat ini, kami merasa duka cita yang mendalam kehilangan sosok tokoh manusia yang menjadi panutan, kesederhanannya, keberpihakan terhadap orang miskin tersingkir, mau turun langsung ke wilayah konflik dan lainnya," kata Gusma.
Baca juga: Paus Fransiskus disambut masyarakat di Kedutaan Besar Vatikan Jakarta

Gusma juga menceritakan pengalamannya ketika bertemu langsung dengan mendiang Paus Fransiskus saat dirinya bersama organisasi pemuda lintas agama bertemu pada Agustus 2024.
"Saat bertemu dengan rekan-rekan dari Indonesia, Bapa Suci benar-benar teduh, menyalami satu-satu melihat kita dan memberkati, sunggu berkesan untuk kita," kata Gusma.
Saat itu, Paus menandatangani Piagam Jakarta-Vatikan bersama organisasi pemuda lintas agama Indonesia, bertema "Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia".
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin.
Menurut laporan Vatican News, Kardinal Kevin Farrell mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya pada 7:35 pagi waktu Vatikan.
"Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau telah mengajarkan kita supaya hidup dengan nilai-nilai Injil dengan iman, keberanian, dan cinta kasih bagi semua, terutama kepada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan," kata Kardinal Farrell.
Baca juga: Paus Fransiskus sampaikan pesan persaudaraan di Gereja Katedral
Pada awal Februari 2025, Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada Selasa (18/2),
Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral. Paus Fransiskus akhirnya pulang ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.
Pada April 2024, Paus Fransiskus dilaporkan menyetujui pembaruan pada buku liturgi untuk prosesi pemakaman kepausan yang akan memandu Misa pengebumian Paus yang akan diumumkan kemudian.
Edisi kedua Ordo Exsequiarum Romani Pontificis mencantumkan sejumlah elemen baru, termasuk bagaimana jasad sang Paus ditangani setelah meninggal. Prosedur baru juga mencantumkan supaya jasad sang paus dipastikan kondisinya di kapel setelah meninggal dunia dan segera ditempatkan di peti mati.
Uskup Agung Diego Ravelli juga menyatakan bahwa Paus Fransiskus telah menginstruksikan penyederhanaan prosesi pemakaman.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025